Lihat ke Halaman Asli

Mh Firdaus

Penulis

Piaynemo, Lukisan Alami di Raja Ampat

Diperbarui: 20 Juni 2021   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piaynemo laksana lukisan kanvas alami mengisahkan jejeran pulau indah dipinggir laut (dok. pribadi)

Tepat pukul 12.00 siang, 10 April 2021, saya dan wisatawan satu kapal turun dari bukit kecil DORE KARUI (tentang DORE KARU, baca Ke Raja Ampat Kala Pandemi Bag.1). Perasaan riang dan bayangan panorama indah di bukit DORE KARUI, membuat mentalku bahagia. Turun tanggapun kini serasa mudah. Tidak seperti mendaki tangga, kini saya berjalan turun beberapa menit saja. Benny (Awak Kapal) memberi aba-aba segera bergegas ke spead bot karena  berlabuh ke spot utama, "Piaynemo". Spot aikon Raja Ampat yang terlukis di uang kertas seratus ribu rupiah.

Kompas travel mengulasnya sebagai gugusan pulau karst yang mampu menghadirkan pemandangan memesona. Dari bukit bukit Piaynemo, wisatawan melihat gundukan kecil pulau-pulau karst dengan warna laut biru. Untuk mencapaianya, wisatawan harus mendaki sekitar 320 anak tangga sebelum tiba di puncak Bukit. Pianemo disebut sebagai Wayag versi kecil. Wayag merupakan daerah yang  mempunyai pemandangan bukit-bukit karst yang menjulang. (https://travel.kompas.com/read/2016/11/08/095000827/kisah.asal.usul.nama.pianemo.di.raja.ampat).

Kira-kira 15 menit perjalanan dari DORE KARUI ke Piaynemo. Ditengah pelayaran, saya mengambil makanan dan minuman dingin tersisa di kapal. Naik turun bukit di tengah terik panas matahari menguras tenaga.

"Welcome to Piaynemo". Tulisan besar menyambut kapal kami di bibir dermaga mini. Aku berhenti dan kagum luar biasa. Inilah pulau indah nan cantik, terkenal hampir seantero dunia, hingga diabadikan di uang kertas negara. Menurut Beny, bila tak pandemi, ratusan wisatawan membludak. Tak henti orang berkunjung ke sini. Dulu tangga ke bukit dibangun seadanya.  Hingga akhirnya, Presiden Jokowi membangun tangga lebar guna menampung puluhan orang mendaki ke pucak Piaynemo.

320 anak tangga, wisatawan harus daki keatas bukit. Sekuat tenaga saya kerahkan untuk sampai ke puncak. Minimal dua kali, saya berhenti istirahat dan kembali mendaki. Aku merasa  capek dan haus di tengah terik matahari selama menuju puncak bukit.

Semua terbayar, saat kakiku menginjak puncak Piaynemo. Sumpah !!! Indah sekali. Keindahan yang dibalut oleh jajaran bukit pulau diantara birunnya air laut. Pemandangan air laut bening yang sebelumnya menjadi hiasan panorama, tidak ada apa-apanya dibanding kindahan Piynemo. Laut biru, gugusan pulau dengan rimbunan pepohonan hijau, serta laju spead boat mengitarinya laksana lukisan bergerak di papan kanvas. Sungguh menakjubkan. Saya dan wisatawan lain tak henti-hentinya kagum dengan keindahannya. Sejenak saya duduk dan menengggak air mineral. Kupandangi panorama indah sekelilignya. Sesaat aku berphoto dengan latar pemandangan indah.

Gugusan pulau berpohon rimbun menarik sebagi latar photo (dok. Misooltrip)

Puas. Itulah kata yang aku ungkap pada diriku membatin. Dari semua gugusan pulau yang aku singgahi di berbagai pulai Indoensia, Raja Ampatlah yang the best. Amazing !!. Sayup-sayup Benny memberi aba-aba kepada rombongan segera turun dari bukit, karena teriknya panas dan keterbatasan waktu. Wisatawan lain bergantian menunggu berswaphoto. Sesampai di dermaga, air kepala muda disiapkan penduduk lokal menyegarkan tenggorokanku. Segar sekali airnya. Biro Travel mentraktir kami kelapa muda. Airnya habis dalam beberapa tegukan. Buah kelapanya kini giliran kunikmati setelah dibelah oleh penjual. Rasa lapar dan haus pun terobati.

Waktunya makan siang di tengah gugusan pulau indah. Setelah berembuk kilat, rombongan wisatawan makan siang yang di sediakan travel agen di dermaga Piynemo. Kontur dermaga cukup besar. Ia tertata rapi dan ada ruang untuk berjualan makanan dan minuman berjejer. Dengan sigap Benny dan krunya menyiapkan nasi kotak kepada rombongan. Lapar pun terobati. Kini, kekuatan tenaga siap melanjutkan pelayaran ke spot lain.

Snorkling atau berenang di lautan biru agenda berikutnya. Semua wisatawan di kapal berteriak kegirangan. Aku juga senang bukan kepalang. Karena dari semalam, aku sudah membeli celana pendek persiapan berenang di laut. Di sisi lain, Benny bersiap dengan kamera bawah laut dan anti air untuk mengabadikan momen semua wisatawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline