Lihat ke Halaman Asli

Geutrida Malthida

Mother of 3 cats. SJ . 嵐 . Visca el Barca.

Konser Menanti Arah 20 Tahun Glenn Fredly: Nostalgia Penuh Cinta dan Kasih Generasi 90-an

Diperbarui: 9 April 2020   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Saya mengidolakannya sejak masih berseragam putih-biru. Jauh sebelum saya mengenal Barca, sebelum saya menjadi penikmat drama Korea. Ya, Malaikat Juga Tahu.....bahwa saya mencintai suara emas seorang Glenn Fredly

______

Bagaimana, paragraph pembuka saya sudah cukup romantis bukan?Hahaha…kalau belum kita langsung saja menuju cerita romantis yang sebenarnya ya. Kisah saya yang diberi kesempatan tak ternilai dan tak’an terlupa untuk menyaksikan Konser “Menanti Arah” 20 Tahun Glenn Fredly di Istora Senayan, Sabtu 17 Oktober kemarin.

Konser yang didedikasikan Glenn kepada para musisi generasi 90-an ini, juga merupakan ucapan syukur 20 Tahun seorang Glenn Fredly berkiprah di dunia music Indonesia. Ya, waktu benar-benar berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah 20 tahun lagu-lagu pria Ambon ini menemani hari-hari saya. Baik lagu mellow-nya yang sanggup memporak-porandakan hati…hingga lagu beat-nya yang membuat hari semakin cerah ceria sumringah……

Jadi, kepada para baperian sekalian....sudah siapkah kalian  bernostalgila bersama Glenn Fredly?

Sabtu pukul 2 siang, saya dan kawan saya Vonny sudah tiba di Pintu Gerbang Istora Senayan, tempat dilaksanakannya konser. Baru ada satu-dua orang yang tampak memakai baju merah, menandakan mereka punya tujuan yang sama seperti saya. Ya, dress code konser Menanti Arah ini adalah merah. Dan merah itu sendiri adalah akronim dari MEnanti aRAH. Warna yang menandakan cinta dan semangat......

Selesai menukar tiket, karena pintu gerbang utama Istora belum dibuka, saya kawan saya memutuskan untuk nongkrong di bawah pohon rindang disekitar area. Sambil nonton drakor bernarsis ria dan ngemil kripik singkong, kami mencoba membunuh waktu yang ada. Dan semakin sore, para penonton dan beberapa wartawan yang hendak meliput jalannya konser mulai berdatangan.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Tepat jam 5 sore (ngaret satu jam dari waktu yang ditentukan sebelumnya hahaha), gerbang utama pun dibuka. Para penonton yang sudah mengantri dengan tertib berdasarkan kategori tiket masing-masing, segera memasuki area Istora. Eiitss belum, belum saatnya kami masuk ke dalam gedung Istora, sodara-sodara.....

Karena konser baru dilaksanakan malam hari, jadi dari sore hingga pintu masuk ke dalam Istora dibuka adalah saatnya coffee break and snack. Bagi yang lapar, haus, ingin berfoto di depan booth atau sekedar ke toilet, dipersilahkan. Saya pun sukses menghabiskan 2 botol minuman saking hausnya hahaha.....

Makan-minum sudah…foto-foto narsis sudah…ke toilet juga sudah. Terusss…konser-nya kapan???

Seperti kata tetangga saya, sabar adalah koentji. Dengan kesabaran dan kekuatan betis bertenaga kuda, setelah mengantri hampir 2 jam lamanya…..pintu masuk ke dalam gedung Istora akhirnya dibuka. Eurekaaaa…penonton  masuk dengan semangat membara. Tapi tunggu, sampai di dalam ternyata kita masih harus mengantri lagi berdasarkan pintu kategori tiket masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline