Lihat ke Halaman Asli

Idei Khurnia Swasti

a Life Learner - Psikolog Klinis

"Home Sweet Home", Kembangkan Interaksi Hangat Bersahabat dalam Keluarga

Diperbarui: 24 Januari 2022   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Julian Hochgesang on Unsplash   

Pada tulisan saya sebelumnya mengenai family of origin atau keluarga inti asal kita (terdiri dari orangtua kita dan saudara kandung/tiri/angkat jika ada), saya menyebutkan satu saja kondisi keluarga yang berpotensi besar memunculkan permasalahan pada individu terkait relasi romantisnya, yaitu perceraian orang tua.  

Sebenarnya, masih ada hal-hal lainnya yang perlu dikenali oleh siapapun itu tentang bagaimana keluarganya "bekerja" sebagai sistem pendukung utama. Nah, maka dari itu, saya coba untuk membahas satu bahan diskusi lagi terkait family of origin itu di sini ya... 

Katakanlah home sweet home berawal dari newly wed couple... ga usah diperdebatkan dulu ya asal-muasal newly wed couple ini gimana, soalnya nanti bakalan seperti memperdebatkan duluan mana ayam dan telur. 

Mari kita analogikan saja, para newly wed couple ini adalah 'ayam' sedangkan anak-anak mereka adalah 'telur' gitu aja ya? Ayam akan menghasilkan telur, seperti halnya orangtua akan melahirkan anak-anak penerus garis keturunan mereka. 

Mari kita mulai.

Keadaan rumah tangga pasutri yang tidak kondusif, seperti orangtua yang sering berantem, tidak ada koordinasi dan komunikasi, atau pola asuh yang tidak tepat, sudah dipahami secara umum dapat memberikan pengaruh negatif kepada anak. 

Mengingat keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan anak, mendewasakan serta memberikan pendidikan dan pengasuhan, adanya disharmonisasi dalam hubungan pasutri a.k.a ayah dan ibu akan menimbulkan suasana tidak kondusif juga dalam keluarga.

Misalnya, ayah akan sibuk dengan pekerjaan kantornya dan menunda untuk segera pulang, ibu sibuk menjadi martyr karena merasa paling bertanggung jawab atas urusan domestik dan bekerja, anak-anak yang sering terpapar interaksi penuh ketegangan diantara kedua orang tuanya, dan lain sebagainya. 

Kalau begini, bagaimana rumah ini dapat menjadi home sweet home?

Williams, Riggs, dan Kaminski (2016) menemukan dua kelompok besar dalam relasi dengan saudara kandung yang berasal dari keluarga disharmonis yaitu subsistem adaptif dan maladaptif. Selanjutnya, subsistem adaptif terdiri dari The Ally Subsystem dan The Defensive Subsystem. Adapun subsistem maladaptif terdiri dari The Estranged Subsystem dan The Enemy Subsystem

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline