Lihat ke Halaman Asli

Ichsan

Belajar menulis

Sweet Lullabye

Diperbarui: 1 Juli 2018   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sweet Lullaby

Mendadak udara sewangi coklat iris matamu yang membinar pendar menyasari sekujur indera. Semesra deru napas yang tersengal terpapar rindu, berpacu dengan gigil yang terus mengepung relung lengkung di antara iga. Mengulum nyeri menerjemahkan mantra, desis namamu.

Tiba-tiba lirih rintik luruh mengharu, menderaskan tempias dari celah pintu, rembes pada sebentaran mimpi dini hari. Debar menggelepar kemudian terkapar. Sendiri.

Seharusnya kamar ini menyirna, menghilanglah sekat kaca dan busur-busur cahaya. Melejit menuju langit, tenang mengambang didekap senyap.
Berkali mengaduh pada cakrawala yang beringsut merona. Semata karena terbata melunaskan tujuh abad dahaga.

Jangan terjaga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline