Lihat ke Halaman Asli

Ichas Semesta

hanya seorang lelaki dari kaki merapi

Cerpen | Ayu Ting Ting

Diperbarui: 26 Januari 2020   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamu datang saat aku usai menyulut benci pada hati wanita.Kamu tiba tiba ada di hadapku ketika air matanya belum mengering.Nama nama timbul tenggelam melintas pikir,membentang deret panjang seperti tiada akhir.Aku menahan nafas,mengosongkan benak,berharap mampu mengurai makna tentangmu,seharusnya engkau ada saat cinta melemahkan seluruh akal sehat,atau saat jarak membuat sekat melebihi tembok raksasa.

Tapi entah.......dirimu malah muncul disaat cinta telah habis,terkikis jenuh yang berubah ujud tidak ada kecocokan lagi,berubah ego luar biasa,kesabaran yang tak pernah tanpa batas pada wilayah manusia biasa,bukan nabi.Aku gemetar mengingat Yuanita memaki,Restikasari mengumpat,Amelia meneteskan air mata dan lima puluhan nama lagi yang aku lupa siapa namanya memekik ditembus kata putus.

Kini aku terus bersembunyi diantara bayang kenangan,berserah dalam sujud mengejar maaf dan ampun.Kemudian seperti ditertawakan terpenjara kesendirian,jomblo atau entah apa namanya,semalam di sudut lini masa aku dikatakan sadboy,karena terus bicara tentang senyap,dia atau mereka tak akan pernah tau,aku begitu takut jatuh cinta lagi, takut membuat wanita terluka,karena mereka hanya kenal di dunia maya,tapi teman di group whatsapp, hampir semua berkata hal sama:pendekar cinta rupanya sedang bertapa.

Di kejar rasa bersalah,dihantui maaf tak tersampaikan,aku follow akun Ayu Ting Ting,aku goda dengan segala kebodohan,"salam buat bilqis..................... dari calon ayah" "2 hari terakhir sejak mengenalmu,aku jadi sering senyum senyum sendiri, antara senyum mulai suka, nyadar diri dan halu tingkat langit huahaha" "ah bisa aj deh"balas Ayu.Tak peduli akun robot atau admin,setidaknya aku yakin seorang Ayu Ting Ting tak mungkin baperan oleh akun receh ku,Karena aku ingin tersakiti oleh ekspektasi,dan tidak mau lagi menyakiti.   Sleman 26 Januari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline