Lihat ke Halaman Asli

Den Ciput

I'm a writer...

Seharusnya Saat Itu RIM Membangun Server dan Pabrik Blackberry di Indonesia

Diperbarui: 7 Desember 2018   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(tekno.kompas.com)

Pada tahun 2011 Badan Regulasi dan Telekomunikasi Indonesia menghimbau RIM (Research In Motion) selaku produsen Blackberry untuk membangun server dan pabrik di Indonesia.

Tapi Blackberry (RIM), dengan berbagai alasan abai terhadap imbauan pemerintah Indonesia tanpa menyadari betapa besar potensi Indonesia dalam pertumbuhan pengguna Internet yang salah satunya, bisa diakomodasi oleh ponsel Blackberry.

Blackberry hanya mematuhi salah satu desakan Pemerintahan Republik ini, yaitu membangun perwakilan. Tak dijelaskan perwakilan apa yang dimaksud. Apakah itu perwakilan distributor, perwakilan customer service, atau perwakilan apa.

Akhirnya RIM malah membangun server di Singapura. Orang bilang, jatuhnya Blackberry dilibas para kompetitor, karena Blackberry "kualat" sama Indonesia. Bagaimana tidak, per tahun 2017 saja masih ada sekitar 60 juta pengguna BBM aktif di Indonesia! Pengguna terbanyak di Asia tenggara adalah Indonesia. Tapi malah bangun Servernya di Singapura.

Memang sih, BBM bisa dipasang lintas platform. Bisa Android maupun iOs, dan tentu saja ponsel dengan sistem operasi Blackberry. Tapi menurut opini pribadi saya, BBM-an lebih asyik di Blackberry. Masalahnya ponsel Blackberry dengan OS Blackberry sudah out of date. (Sekarang beredar Ponsel Blackberry dengan Platform Android)

Foto: Blackberry Bellagio (Koleksi Pribadi)

Angka yang saya tulis di atas bukan angka sembarangan. Ini menunjukkan betapa besar ceruk pasar Messenger fenomenal ini di Indonesia. Bandingkan dengan penduduk Singapura yang pada tahun 2017 hanya sekitar 5,612juta jiwa. Bahkan tidak ada sepersepuluh dari pengguna BBM aktif di Indonesia.

Mungkin yang luput dari pengamatan RIM adalah, bahwa penduduk Indonesia sangat suka messenger. Penduduk Indonesia suka berkomunikasi dengan messenger untuk berbagai keperluan. Mulai dari urusan kantor, keluarga, atau sekedar chit-chat alias ngerumpi! Ini yang seharusnya jadi perhatian RIM, bahwa penduduk Indonesia suka ngerumpi.

Malahan sekarang debat politik lebih sering dilakukan di ranah dunia maya daripada di warung kopi. Dan untuk urusan satu ini (debat politik), di tahun-tahun politik seperti ini, jumlahnya meningkat tajam. Kita bisa bayangkan, seandainya Blackberry masih bisa bersaing, tentu akan mengalami kenaikan penjualan yang signifikan.

Tidak seperti penduduk Singapura yang sangat sibuk kerja. Saya tidak tahu berapa besar jumlah pengguna BBM di Singapura, tapi kalau dilihat dari karakter penduduknya, saya yakin tidak sampai 10% pengguna BBM di Singapura.

Warga Singapura tidak suka basa-basi. Tidak suka ngerumpi. Mereka suka kerja, disiplin, karena segala pajak mahal di sana. Maka wajar kalau saya punya perkiraan seperti itu.

Awal-awal di pasarkan di Indonesia Blackberry laris manis. Bahkan di tiap peluncuran seri terbaru, selalu ada daftar antrean panjang. Ada yang sampai menginap demi menjadi yang pertama menggunakan Blackberry. Waktu itu pada peluncuran Blackberry Bellagio.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline