Lihat ke Halaman Asli

Den Ciput

I'm a writer...

Cerita Misteri | Rumah Makan di Tengah Kubur

Diperbarui: 29 September 2018   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : diolah dari www.gotravelly.com

Setiap senin, kami berempat selalu kumpul. Biasanya di resto atau kafe favorit kami di Jakarta. Tapi senin kemarin dua sahabat kami pengin pergi ke Maja, nengokin progress perumahan tempat mereka investasi properti. Di perumahan Citra Maja tepatnya.
Lokasinya sekitar daerah Lebak, Banten.

Kami berangkat jam 12 siang. Sembari cari makan siang yang bertebaran di sepanjang jalan yang kami lewati.
" Ntar, kita pas di jalan Raya Lebak, mampir ke rumah makan yang waktu itu.." Ujar Gio, salah seorang teman kami.
" Makanan apaan?" Saya penasaran.
" Masakan Sunda gitu deh. Gila, ditempat sepi, kayak di hutan ada resto asyik. Makanan enak pula...hahahah"
" Bukan hutan sih, kayak jalan persawahan gitu, " Terang Joim.
" Boleh nih..." ujar saya.

Singkat kata, kami selesai ngeliat-liat lokasi perumahan di Maja. Sebelum bertolak ke Jakarta, kami keliling-keliling Kota Lebak. Karena selama belasan tahun di Jakarta, hanya saya diantara kami berempat yang belum pernah menginjakkan kaki di Lebak.

Kami pun ngopi-ngopi sambil ngemil di salah satu kafe di sekitaran Alun-alun lebak. Tak terasa senja tiba, saatnya kembali ke Jakarta.

Seperti rencana, kami melewati jalan arah menuju gerbang tol terdekat untuk mencapai Jakarta. Nah, restoran yang dimaksud terletak antara jalan Raya Ciruas-Petir arah Jakarta. Jangan tanya deh gimana kondisinya. Kanan kiri sepi. Mana ada pemadaman lampu PLN pula.
 
Nah, kami akhirnya sampai di rumah makan yang dimaksud. Mana perut udah lapar pula. Kami bergegas menuju meja yang dipojok, dekat kolam ikan. Nuansa etnik pada dekorasi bangunan terasa kental. Kayak bangunan jaman kerajaan dahulu. Musik etnik sunda mengalun. Temaram lampu menerangi ruangan. Tak terlalu terang juga sih. Menu andalannya adalah Nasi Timbel. Ada Pula nasi goreng ikan asin, ayam bakar, dan steak ayam.

Saya pesan nasi timbel dengan lauk ayam bakar.
Pas mau foto-foto, batery handphone habis. Yahh....
Saya pun numpang charging ke kasir. Si Teteh penjaga kasir Cuma menangguk menerima handphone dan charger lalu mencolokkan adaptor ke colokan listrik yang ada di meja kasir.
Wajahnya dingin, tanpa senyum.

Ah...sudahlah, yang penting Hape saya ngisi daya.
Saya balik ke meja tempat kami makan. Kawan-kawan udah pada selesai. Istirahat sambil ngopi dan Becanda ria. Lumayan lama kami ngobrol sambil sibuk mengedarkan pandang ke seluruh penjuru ruangan. Emang indah bangunannya. Tempatnya bersih  dan asri pula. Sekeliling banyak tumbuhan macam tanaman hias yang rimbun.

Akhirnya kami pun pulang setelah membayar bill.
Sekitar 1km kami beranjak, saya baru ingat, bahwa hape saya masih di charge di meja kasir.

" Waduhh...hape ogut ketinggalan nih! Balik...balik, Im!" Seru saya pada Joim yang dapat jatah nyetir .
Kami pun balik. Agak kencang Joim nyetir, kawatir hape ilang.

Tapi setelah beberapa saat kami jalan, kami tak menemukan Rumah Makan yang tadi.

Lha??!
Kami celingukan, bingung.
" Kayaknya sini deh, tuh halamannya!" Saya nunjuk sisi jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline