Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Usaha-usaha Kecil dan Nyata Penulis dalam Menjunjung Bahasa Persatuan

Diperbarui: 28 Oktober 2021   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia, sumber: tribbunnews via Kompastv

Saya tidak akan membahas profesi dan pehobi lain dalam tulisan ini. Ini terbatas untuk para penulis. Di Kompasiana, namanya Kompasianer. Saya termasuk, mungkin juga Anda. Orang-orang yang menghasilkan tulisan sebagai produk dari daya pikirnya.

Hari ini tanggal 28 Oktober 2021. Masyarakat tahu, hari Sumpah Pemuda sedang diperingati. Tepatnya, 93 tahun lalu, peristiwa terjadi. Saya tidak akan ulas karena barangkali sudah banyak yang menjelaskan dan Anda pun bisa cari sendiri di media peramban.

Kita tahu, Sumpah Pemuda ada tiga (dalam ejaan saat itu):

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Izinkan saya menyinggung yang ketiga, karena sangat erat kaitannya dengan dunia tulis-menulis. 

Bulan ini juga bulan bahasa

Saya tidak tahu apakah Anda tahu atau tidak bahwa bulan Oktober adalah Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jika Anda termasuk kalangan akademisi, penulis, sastrawan, penggiat bahasa, atau pemerhati bahasa, kemungkinan besar tahu.

Cukup banyak acara literasi dan perhelatan digelar demi meramaikannya. Taruhlah seperti seminar, lomba pidato, pembacaan puisi, penulisan cerpen, dialog antarpenulis, bisa pula lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline