Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

4 Cara Maksimal Menikmati Tulisan Orang

Diperbarui: 29 Juni 2021   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menikmati tulisan orang secara maksimal, sumber: www.ft.com

Sudah berapa artikel Anda baca sejauh ini? Bagaimana cara Anda membacanya? Apakah setiap artikel selalu Anda baca hingga bagian akhir? Atau, Anda ambil pokok-pokok pentingnya saja?

Pernahkah Anda berhenti di tengah jalan karena satu dua hal? Semisal, ketidaksukaan atau ketidakmenarikan penyajian tulisan? Akhirnya, Anda tidak mendapat apa-apa dari tulisan itu.

Pembaca punya hak pribadi dalam memilih dan memilah tulisan. Saya pun begitu. Ketika tertarik dengan judul artikel (bukan click bait dan penulisnya tepercaya), saya mulai membaca dan menyediakan waktu untuk menikmati sampai akhir.

Saya ingin menangkap pesan si penulis. Saya ingin pula secara maksimal menikmati tulisannya. Pasti ada yang bisa dipelajari, barang satu dua. Berikut kebiasaan saya agar tujuan itu tercapai:

Nikmati basa-basinya

Sebagian penulis tidak akan langsung menyajikan hal pokok dan serius di bagian pembuka artikel. Ada yang basa-basi dengan bertanya kabar pembaca.

Ada yang mengulas kebiasaan dan pengalaman pribadi yang unik. Ada yang membuat lelucon dan menuliskan hal aneh yang menarik. Semua itu sebagai pengantar yang meringankan pikir, sebelum masuk ke analisis.

Tentu, kita tidak selalu ingin serius bukan, selama membaca tulisan? Nikmatilah bagian yang ringan-ringan itu. Ini berguna menjaga mood selama membaca.

Nikmati segala sudut pandang

Di tengah jalan, ada kemungkinan kita menemukan ulasan penulis yang tidak sesuai kebiasaan banyak orang, alias unik. Ketika benteng logika pribadi sudah bermain untuk menilai kualitas tulisan dan ada satu sudut pandang yang tidak sama, kita bisa berhenti membacanya.

Pada kenyataan, logika memang perkara masuk akal, tetapi boleh berbeda tergantung sudut pandang masing-masing. Semisal, ada penulis yang menuliskan logika derita korban pelecehan seksual. Sebagian besar berminat karena ingin membantu mencarikan solusi serta bentuk simpati atasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline