Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Kacamata "Ampun" yang Sedikit Luas

Diperbarui: 12 Mei 2021   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi saling memberi ampun, sumber: shutterstock

Pagi mulai merekah. Beberapa anggota keluarga sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Dalam rumah itu, telah berkumpul ayah, ibu, keempat anak, bersama para menantu. Mereka memang tinggal berdekatan. Rumah saling bersebelahan dalam satu kompleks. 

Hari raya nan suci tiba. Seluruh anggota keluarga melaksanakan ibadah bersama. Begitu khusyuk, dengan tetesan air mata yang tiada henti mengalir. Kehangatan keluarga terjalin begitu hangat.

Lebaran adalah hari kemenangan umat Muslim, setelah melewati ujian sebulan penuh berpuasa. Hari yang dinanti dan begitu mulia. Banyak sukacita dan keharuan melimpah saat itu.

Dapat berkumpul bersama keluarga besar. Ada rasa kangen yang tersampaikan. Ada keingintahuan kabar antarkeluarga yang terjawab. Ada perbuatan bakti yang ditunaikan, melalui berkunjung ke rumah orangtua.

Belum lagi menu makanan yang sangat lezat. Opor ayam, rendang daging, ketupat lebaran, sambal goreng hati, gulai sayur, semur, dan makanan khas dan berat lain. Dilengkapi pula dengan aneka jajanan ringan seperti kue nastar, keripik bawang, stick keju, keciput, dan sebagainya.

Namun, bagi sebagian orang, Lebaran tahun ini sama dengan tahun lalu. Kendala Corona dan keinginan besar untuk mengendalikan penyebarannya, membuat orang memilih tidak mudik dahulu. Meskipun, ada juga yang tetap mudik.

Mereka memilih menjaga silaturahmi saat Lebaran secara virtual lewat gawai. Masih bisa menatap muka dan saling menangkap suka. Kendati, tidak ada sentuhan dan kehadiran nyata.

Selain dari semua di atas, Lebaran adalah momen di mana orang-orang saling memaafkan perbuatan. Saya sendiri, meskipun tidak merayakan Lebaran -- karena Nasrani, ada momen di keluarga kami, juga melakukan acara maaf memaafkan.

Tepatnya awal tahun atau tahun baru, 1 Januari tahun bersangkutan. Sama seperti Lebaran, kami keluarga besar mengatur aktivitas dan menundanya, agar dapat berkumpul lengkap di rumah orangtua. Baik yang jauh maupun dekat, sebisa mungkin hadir.

Orangtua akan berkata dahulu pesan dan nasihat pada awal acara, kemudian anak bersama menantu diberi kesempatan bercerita dan menanggapi. Setahun sudah berlalu, pasti ada satu dua hal bahkan beberapa yang mengganjal di hati. Saat itu, kami harus melepaskan dan menghilangkannya dengan saling memaafkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline