Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Cerpen: Anak Lelaki

Diperbarui: 24 November 2020   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:beritatangsel.com

Di sebuah kampung di negeri antah berantah, tersebutlah satu kepercayaan tentang anak lelaki. Anak lelaki merupakan kebanggaan keluarga. Pemimpin bahtera rumah tangga dan penentu setiap keputusan.

Warga seluruh kampung menghormati kepercayaan itu. Sudah ada sejak lama, sedari nenek moyang mereka. Baik yang setia tinggal di kampung maupun telah merantau keluar, kepercayaan itu selalu dijunjung tinggi.

Anak lelaki adalah tanda kehormatan. Pelindung keluarga dan sumber kebijaksanaan. Warga kampung percaya, logika terbaik hanya ada di lelaki. Tidak perempuan, hanya suka bermain perasaan.

Maka tidak heran, setiap ada warga melahirkan, dan anaknya lelaki, diselenggarakan pesta besar-besaran di rumah warga itu. "Uangnya darimana?" Bukan dari keluarga itu, melainkan warga sekampung.

Mereka berbondong-bondong membawa makanan yang sudah dimasak dari rumahnya sendiri dan membagikan kepada tamu yang datang. Lebih lagi, kepala kampung pasti menyembelih seekor kerbau, disajikan berkuah gulai, sebagai puncak pesta itu. Tuan rumah cukup menyediakan tempat.

Kehormatan lelaki semakin tampak di setiap jabatan kampung. Mulai dari kepala kampung, sekretaris kampung, bendahara kampung, hingga seluruh perangkat kampung wajib diduduki lelaki. "Jangan ada sedikitpun salah ambil keputusan untuk warga kampung" Demikian peraturan pemilihan pejabat kampung, yang memercayai bahwa logika terbaik hanya ada di lelaki.

Anak lelaki Pak Dedi, salah satu warga kampung itu, baru saja menikah. Namanya Budi. Dia mendapatkan gadis cantik jelita dari kampung sebelah, bernama Susi.

Mereka menikah di depan rumah. Karena Pak Dedi menjabat bendahara kampung, pernikahan itu ramai dikunjungi seluruh warga. Semua memberikan ucapan selamat sekaligus mendoakan. "Semoga dapat anak lelaki ya" Budi dan Susi mengamini.

Tahun pertama pernikahan, Susi mengandung. Dia meminta banyak sekali keinginan pada Budi, semasa kandungannya. Minta mobil-mobilan lah, robot-robotan lah, bahkan mainan bola sepak.

Budi tanpa mengeluh mengiyakan. Dia yakin, anaknya sepertinya lelaki. "Bagaimana tidak, ngidamnya seperti itu" Saat kelahiran pun tiba.

"Ooooeeekk ooeeek oeeekk"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline