Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Mempermainkan Rasa Iba, Antara Cerdik dan Jahat

Diperbarui: 16 Juli 2020   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Tangan Seorang Peminta-minta Ilustrasi pengemis. (Shutterstock via KOMPAS.com)

Zaman sekarang, mencari duit diakui susahnya minta ampun. Banyak orang menjadi susah akibat terkena pemutusan hubungan kerja, dan curahan hatinya gampang ditemui di berbagai media yang ada. Itu semua gegara Corona. 

Eits, tapi tunggu dulu, penulis tidak akan bahas tentang Corona di sini. Tulisan ini hanyalah bahasan singkat tentang cerita orang yang meminta-minta di jalanan, pengemis namanya.

Sudah sangat terbiasa terdengar kabar bahwa pengemis telah ditemukan kaya raya di kampungnya, memiliki harta dan rumah yang mewah. Ini semua dibeli dari hasil mengemis uang di kota besar, ibukota salah satunya. 

Selain itu, modus membawa anak ketika meminta-minta, juga kerap kali ditemui di sekitar lingkungan kediaman kita. Bukan anaknya sendiri, tetapi hasil menyewa, sebagai modal mencuri perhatian sewaktu mengemis. Inilah selidik punya selidik, dimana penulis pernah baca beritanya.

Pengemis yang Membawa Anak, Sumber: tempo.co

Ada pula yang pura-pura cacat, berdandan sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah cacat, untuk menarik simpati orang yang melewatinya. Meskipun, ada pula yang cacat benaran.

Bahkan, di salah satu kanal media sosial, ada yang sengaja membuntuti seorang pengemis, karena diliputi rasa ingin tahu bagaimana sebenarnya kehidupan sehari-hari pengemis tersebut. Setelah aktivitas mengemis yang dia lakukan di jalan-jalan kota besar, apa yang berikutnya dia kerjakan. 

Pengemis ini mengemis dalam kondisi terlihat bungkuk dan mengenakan tongkat sebagai alat bantu untuk berjalan. Setelah diselidiki, ternyata setelah mengemis, ia melepaskan "baju dinasnya"menggantinya dengan busana yang terlihat mewah di dalam sebuah mobil, serta menggunakan uang hasil mengemis untuk berbelanja. Waooowww...

Memang terlihat kasusnya terjadi di luar negeri, tetapi tidak menutup kemungkinan di dalam negeri bisa pula ada.


Lalu, apa yang bisa dipahami dari cerita tersebut? 

Ini adalah sebuah tindakan seseorang dalam mencari uang (penulis tidak suka menyebut sebagai penghasilan, karena penghasilan hanya untuk balasan orang yang bekerja, sementara mengemis bukanlah sebuah pekerjaan) dengan mempermainkan rasa iba orang-orang. Sebuah rasa yang berbelas kasihan, terharu, dan kasihan, kurang lebih seperti itu KBBI menjelaskannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline