Lihat ke Halaman Asli

Hara Nirankara

Penulis Buku

Sampah Bukan Penyebab Banjir, tapi Pendangkalan

Diperbarui: 1 Januari 2023   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar/Dokumen Pribadi Hara Nirankara/Jalan Kramatsari 2 Kota Pekalongan

Peristiwa banjir sudah menjadi sebuah peristiwa yang umum di Indonesia, khususnya ketika memasuki musim penghujan. Saking umumnya, Pemerintah di tiap daerah selalu mempunyai program untuk mengatasi masalah banjir. Kebanyakan, program untuk mengatasi banjir yaitu dengan melakukan peninggian jalan, pembuatan bendungan maupun tanggul, hingga membersihkan sampah. Tapi menurutku, itu semua tidak cukup, karena penyebab signifikan atas terjadinya banjir tidak diatasi.

Tau gak sih, penyebab banjir signifikan yang terjadi di banyak daerah, misalnya Pekalongan Kota sejak dulu, khususnya daerah langganan banjir seperti di kampungku Kramatsari bukanlah sampah, tapi PENDANGKALAN di sungai maupun saluran irigasi.

Bayangin aja, jalan depan rumah seingatku sudah 3 atau 4 kali ditinggikan, tapi tetap saja terjadi banjir. Selama beberapa tahun Aku mengamati, bahkan di beberapa titik yang terjadi peninggian jalan. Ketika jalan bertambah tinggi, malah semakin membuat lumpur di saluran irigasi semakin meninggi.

Logikanya, jika jalan ditinggikan, seharusnya kedalaman irigasi semakin dalam. Namun pada faktanya, justru lumpur yang ada di irigasi semakin meninggi, yang semakin memperdangkal saluran irigasi.

Bukan hanya di Kramatsari Kota Pekalongan Jawa Tengah, Aku yakin 100% di tempat lain pun sama, yaitu permasalahan pendangkalan di saluran irigasi maupun sungai. Lantas, kenapa tidak dianggarkan biaya untuk pengerukan sungai serta irigasi secara total?

Jika kita berbicara soal sampah sebagai penyebab banjir, menurutku tidak tepat. Kenapa? Karena sampah mempunyai sifat yang mengikuti ketinggian (volume) maupun arus air.

Aku beri contoh dengan buah akuarium kecil sebagai saluran irigasi, keduanya sama-sama mempunyai lebar 2 cm dan tinggi 5 cm. Akuarium A tidak ada pendangkalan, kedalaman akuarium 5 cm dari permukaan jalan. Sedangkan akuarium B kedangkalannya 2 cm, berarti kedalaman akuarium 3 cm dari permukaan jalan.

Kemudian taruhlah kertas yang sudah dipotong kecil-kecil dan masukkan ke dalam akuarium, Aku ibaratkan kertas tadi adalah sampah.

Ambillah masing-masing 2 liter air, dituangkan ke dalam akuarium. 1 liter air bisa mengisi akuarium A, lalu kemudian potongan kertas akan terangkat dengan sendirinya. Sedangkan di akuarium B, hanya dibutuhkan liter air untuk memenuhi akuarium dengan potongan kecil kertas yang terangkat.

Simulasinya, katakanlah curah hujan sebanyak 1 liter. Jika akuarium tidak ada pendangkalan, tentu air hujan tidak akan meluap dari akuarium. Sedangkan jika terjadi pendangkalan, artinya curah hujan 1 liter tadi akan meluap ke permukaan dan menyebabkan banjir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline