Lihat ke Halaman Asli

Haris Nursyah Arifin

Dosen - Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar Bali

Harmonisasi Nusantara: Kolaborasi Hadrah dan Gamelan Bali Wujudkan Moderasi Beragama di Festival Budaya Delod Peken Tabanan VI

Diperbarui: 7 Oktober 2025   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penampilan Hadrah, Gamelan Bali dan Tari Kreasi Siswa Siswi Yayasan Al-Amin Tabanan Pada Festival Budaya Desa Delod Peken VI (Sumber: Dokumen Pribadi)

Tabanan, 26 September 2025 --- Di tengah riuhnya bunyi gamelan Bali yang khas, alunan Hadrah Islami mengalun merdu menciptakan harmonisasi yang memukau ratusan penonton di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan. Momen langka namun penuh makna ini terjadi dalam Festival Budaya Delod Peken VI bertajuk "Dharma Sidhi Sadhu Nuraga Winangun", di mana Yayasan Al-Amin Tabanan tampil membawakan kolaborasi seni lintas budaya yang menjadi sorotan utama acara.

Ketika Dua Tradisi Bersatu dalam Satu Panggung

Penampilan yang mengusung lagu "Nusantara" ini memadukan tiga elemen seni sekaligus: Hadrah sebagai representasi seni Islami, Gamelan Bali sebagai identitas budaya lokal, dan tari kreasi sebagai ekspresi artistik generasi muda. Kolaborasi ini bukan sekadar pertunjukan seni biasa, melainkan sebuah Statement kultural yang kuat tentang bagaimana keberagaman dapat diwujudkan dalam harmoni yang indah.

Hadrah, dengan rebana dan syair-syair bernuansa Islami, berpadu sempurna dengan dentingan gangsa, kendang, dan ceng-ceng khas gamelan Bali. Gerakan tari kreasi yang dinamis semakin memperkuat narasi visual tentang persatuan dalam perbedaan. Hasilnya adalah sebuah pertunjukan yang tidak hanya memanjakan mata dan telinga, tetapi juga menyentuh hati para penonton, termasuk Wakil Bupati Tabanan dan Kepala Perbekel Desa Delod Peken yang hadir langsung menyaksikan.

Moderasi Beragama dalam Konteks Bali: Belajar dari Kearifan Lokal

Bali, sebagai wilayah dengan mayoritas penduduk beragama Hindu, telah lama dikenal sebagai contoh nyata kerukunan beragama di Indonesia. Konsep Tri Hita Karana (tiga hubungan harmonis: manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam) yang menjadi filosofi hidup masyarakat Bali sejatinya sejalan dengan prinsip-prinsip moderasi beragama.

Dalam konteks ini, kolaborasi Hadrah dan Gamelan Bali di Festival Budaya Delod Peken VI memiliki makna yang sangat mendalam:

1. Praktik Nyata Toleransi Beragama

Di tengah wilayah mayoritas Hindu, kehadiran Yayasan Al-Amin Tabanan dengan seni Islami mereka menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan bukan penghalang untuk saling menghargai dan berkolaborasi. Masyarakat Bali, dengan kearifan lokalnya yang kuat, menerima dan mengapresiasi keberagaman ini sebagai kekayaan, bukan ancaman.

2. Melampaui Batas-Batas Simbolik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline