Lihat ke Halaman Asli

Syarbani UNUkase

Memajukan Gerak Langkah ke-Umat-an

Pemuda NU Harus Perkuat Karakter

Diperbarui: 17 Oktober 2019   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Hanif Saha Gafur memberikan Orasi Ilmiah di depan Civitas Akademika UNU Kalsel, di Banjarmasin

Perjalanan Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE), sejak mendapatkan ijin operasional dari Mendikbud Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nuh, DEA, bulan Oktober 2014 lalu, terus berkembang dengan baik.

Dari tahun ke tahun jumlah mahasiswanya terus meningkat. Menariknya, sedikitnya 5 umat non-muslim telah ikut mendaftar kuliah di UNU Kalsel tersebut. Tak hanya itu, ada pula 3 dosen non muslim yang juga ikut ngajar.

Kamis, 17 Oktober 2019 pagi, bertepatan dengan peringatan Dies Natalis ke-5, Universitas NU Kalsel, kembali memperingati hari lahirnya bertempat di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin. Hadir dalam kesempatan itu yang mewakili Gubernur Kalsel, HM Muslim, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, sekaligus memberikan sambutan.

Selain itu turut memberikan sambutan Sekretaris LL DIKTI XI Wilayah Kalimantan, Dr. Muhamad Akbar. Tampak pula terlihat di deretan bangku undangan, yang mewakili Kapolda, Danrem, Walikota Banjarbaru, Kemenag Kalsel, jajaran Syuriah dan Tanfidziah NU, Lembaga-lembaga NU, Banom para dosen, mahasiswa, dan undangan umum lainnya.

Sementara di panggung kehormatan, duduk segenap pimpinan rektorat, dekan-dekan, ketua-ketua program studi, mahasiswa dan seluruh civitas akademika Universitas NU Kalsel turut hadir.

Hadir pula Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Dr Hanif Saha Gafur, yang sekaligus memberikan orasi Ilmiah tentang pendidikan karakter.

Dosen tetap pada Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia (SKSG - UI) ini menegaskan, Keluarga Besar NU hari ini sama seperti publik lainnya, sedang memasuki era distruption. Era ini harus dihadapi dengan sejumlah kompetensi dan ketrampilan lainnya, seperti enterpreneurship.  

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, Universitas NU juga harus melakukan sejumlah langkah antisipasi. Di antaranya, konten pendidikan karakter di kalangan keluarga.

Bagi Hanif, konten pendidikan karakter harus memiliki kekuatan dan kemampuan menjadi kekuatan penata interinsik (endogen regulatory forces), berupa jati diri bangsa Indonesia yang bermutu dan unggul. 

Konten pendidikan karakter tak cukup semata mengandalkan kekuatan dan kemampuan eksterinsik (exogen regulatory forces), seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, dan teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline