Lihat ke Halaman Asli

HIZKIA RABU KULA

Agent Of Change

Ritual Adat Agama Marapu Wula Paddu (Bulan Pemali) Orang Lamboya

Diperbarui: 6 Desember 2019   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar topeng yang dipertontonkan oleh orang banyak pada saat penyelenggaraan ritual adat di kampung adat Motodawu pada tanggal 26/11/2019 (foto pribadi)

Kompasiana.com//Motodawu, Ritual adat budaya sumba khususnya pada kepercayaan agama marapu di sebuah Kabupaten Sumba Barat Kec. Laboya dan Laboya Barat, bahwa dari sejak sebelum masehi sampai pada saat ini juga penyelenggaraan ritual adat budaya ini tidak pernah pudar.

Menurut kepercayaan agama marapu mengatakan bahwa bulan pemali jatuh pada setiap bulan November dan ketika sesudah memasuki bulan tersebut akan dijadwalkan tanggal penetapan pemali/keramat sesuai hasil rapat musyawarah mufakat dari para rato tersebut. 

Ketika sudah jelas tanggal penetapan pemali maka berbagai macam aktivitas yang berupa pesta, pembangunan rumah dan lain sebagainya akan diberhentikan selama ritual adat berlangsung, jika ada yang melanggar peraturan adat tersebut maka ia akan mengenakan sanksi sesuai aturan adat yang berlaku.

Kegiatan pertontonan topeng

Sementara berjalannya bulan pemali juga disertai dengat terik panasnya mata hari sehingga ada orang tertentu yang memang daya tahan tubuhnya tidak kuat sehingga ia turun kalango (gila sementara) untuk mencegah atau melawan dengan panasnya mata hari. cerita tentang orang gila artinya yang dinamakan orang gila itu adalah orang yang normal. pertanyaannya kenapa dikatakan orang gila? atau apakah mereka akan gila terus?

jawaban dari kedua pertanyaan diatas adalah karena dengan panasnya bulan pemali yang tembus sampai pada sumsum-sumsum tulang maka mereka dengan sendirinya tanpa sadar akan turun ke jalan sambil teriak mencari kawan untuk bersama turun, ketika mereka lihat air baik itu air got, kotoran ternak dll tanpa sadar mereka akan minum dan gosok dimuka, selanjutnya jawaban kedua adalah mereka tidak gila terus, contohnya mereka gilanya mulai pagi yang pastinya mereka akan sadar Kimbali pada sore hari meskipun belum begitu normal 100℅.

Dengan adanya pertontonan topeng dipertandakan bahwa segala rangkaian kegiatan ritual adat agama marapu akan ditutup dengan kegiatan budaya pertontonan topeng dihadapan orang banyak dan selanjutnya pada hari yang sama dilanjutkan dengan kegiatan tinju tradisional secara adat. Setelah seusai berjalannya penutupan bulan adat maka segala rangkaian aktivitas akan normal seperti semula.

Sekian sekilas artikel ini.(HRK)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline