Lihat ke Halaman Asli

Hidayatullah

Hidayatullahreform

Ramadhan Bulan Berlimpah Pahala dan Pengampunan

Diperbarui: 2 April 2022   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

"Marhaban ya Ramadhan. Marhaban ya Syahru Shiyam wa Syahrul Maghfiroh"

Berdasarkan hasil keputusan sidang isbat, Pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada Minggu, 3 April 2022. Artinya besok terhitung hari pertama berpuasa ("shaum"). Sebentar malam ("dini hari") kita sudah bangun untuk sahur Ramadhan.

Tentu kita menyambutnya dengan sukacita, penuh kebahagiaan. Karena Ramadhan bulan penuh keampunan dan penuh ganjaran. Tiada bulan seindah "Ramadhan".

Rasa bahagia dan bersukacita dengan datangnya bulan Ramadhan ini, karena panggilan Allah Subhanahu wata'ala untuk melaksanakan puasa. Dengan berpuasa Allah akan mengangkat darjat hamba-Nya yang bertaqwa, sesuai dengan firman-NYA (QS Al-Baqarah 183) :

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"

Dibulan suci ini pula puasa merupakan usaha untuk membersihkan hati agar terbebas dari penyakit hati yang menyebabkan diri kita sulit mendapatkan "rahmat dan nur Illahi". Suatu rahasia hikmah yang tersembunyi dibalik bulan Ramadhan dengan selalu memperbanyak bacaan istigfar, mohon ampunan kepada Allah SWT.

Puasa pula sebagai usaha untuk melatih diri kita untuk merasakan keadaan yang sama dialami para kaum fakir, sehingga banyak dianjurkan untuk sedekah dengan pengharapan pahala dapat dilipat gandakan.

Itulah kenapa Ramadhan identik dengan bulan yang penuh berkah dan maghfirah. Setiap waktu yang berjalan pada bulan suci ini bagaikan rangkaian mutiara yang sangat berharga bagi muslim yang beriman.

Sebagai bulan yang penuh berkah dan limpahan rahmat, setiap muslim memanjatkan permohonan ampunan dari Allah SWT.

Hanya saja dalam hidup dan selama interaksi diantara kita sebagai sejawat, sahabat, saudara, klien dan mitra kerja, sebagai atasan dan bawahan, sebagai warga masyarakat terhadap pemimpin kami, tidak disadari bisa terselip salah, khilaf dan dosa baik sengaja atau tidak sengaja.

Maka mohon izinkan saya bersimpuh maaf apabila ada lisan yang tak terjaga, janji yang terabai dan hati yang pernah tersakiti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline