Lihat ke Halaman Asli

Ketika Smartphone Menjadi Senjata: Bela Negara Di Era Digital

Diperbarui: 11 Oktober 2025   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

YOGYAKARTA | Hidayah Taufiq
Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB. Mas Aji, mahasiswa IT semester akhir di salah satu kampus di Yogyakarta, masih menatap layar laptopnya. Bukan karena ngejar deadline skripsi—dia sedang mencoba menutup celah keamanan di website pemerintah daerah tempatnya magang. Hampir bersamaan, Bu Siti di Surabaya lagi sibuk scroll WhatsApp keluarga. Ada video yang bikin resah soal kerusuhan. Dia nggak langsung forward, malah cek dulu ke Google: ternyata hoaks lama yang diedit ulang.
Dua orang ini nggak pernah ketemu. Nggak saling kenal. Tapi tanpa sadar, mereka berdua sedang melakukan hal yang sama: membela negara.

⚔️ Medan Perang Baru

🎖️ Perang Konvensional

Tentara berseragam
Senjata fisik
Wilayah geografis
Korban terlihat
Musuh jelas
💻 Perang Digital

Semua warga negara
Data & informasi
Ruang virtual
Korban tidak sadar
Musuh tersembunyi
🎯 Ancaman yang Nggak Kelihatan, Tapi Lebih Nyata

Coba bayangin: video deepfake yang bikin tokoh nasional seolah ngomong hal kontroversial bisa viral dalam hitungan menit. Jutaan orang percaya. Chaos dimana-mana. Atau gimana kalau tiba-tiba sistem rumah sakit se-Indonesia lumpuh karena ransomware, tepat pas ada wabah penyakit? Kedengarannya kayak film Hollywood, kan?

Sayangnya, ini bukan fiksi. Ini ancaman nyata yang kita hadapi sekarang.

Perang dunia ketiga kemungkinan besar nggak akan dimulai dengan bom nuklir. Lebih ke shutdown sistem listrik massal, lumpuhnya internet, dan kekacauan informasi yang terkoordinasi. Di perang model begitu, setiap orang yang punya smartphone adalah tentara.
— Brigjen (Purn) Teguh Wibowo
Data BSSN mencatat ada jutaan percobaan serangan siber ke Indonesia tiap tahun. Dan itu cuma yang ketahuan. Yang lebih mengkhawatirkan? Serangan yang paling efektif adalah yang nggak kita sadari—kayak hoaks yang kita share tanpa verifikasi, atau narasi pemecah belah yang kita amplify tanpa sadar.

👥 Patriot Baru Pakai Hoodie, Bukan Seragam Loreng

Jujur aja, kalau dengar "bela negara", yang terbayang pasti upacara bendera, PBB, atau tentara pegang senjata. Nggak heran generasi sekarang merasa konsep ini nggak relate. Tapi tunggu dulu.

Bela negara itu nggak hilang, cuma berevolusi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline