Lihat ke Halaman Asli

Hery Supriyanto

TERVERIFIKASI

Warga net

Proteksi (Asuransi) Langkah Terbaik Memastikan Ketidakpastian untuk Masa Depan

Diperbarui: 24 Agustus 2017   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nangkring Kompasiana bersama AXA Financial di Surabaya. Dok pribadi

Pada dasarnya kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan, karena kita hidup berjalan dengan seiring waktu tidak pernah melompat "jauh" ke depan. Kita tidak tahu apa jadinya lima, sepuluh, atau dua puluh tahun mendatang, ada ruang ketidakpastian di situ. Keadaan bisa berakhir sama, lebih buruk, atau yang paling diinginkan semua manusia: lebih baik.

Kita memang tidak bisa mengetahui masa depan itu. Tapi kita bisa mengetahui -paling tidak mendekati- gambaran di masa depan itu. "Melihat" masa depan secara imajinasi, kita bisa membaca buku atau menonton film tentang fiksi ilmiah, akan bisa "meramalkan" masa depan. Kita bisa membayangkan suatu hari kelak akan ada pesawat tanpa awak, bisa bepergian antar planet, dan lain sebagainya yang -mungkin- saat ini dianggap mustahil.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah membuat simulasi keadaan seolah-olah kita mengalaminya. Pengalaman ini yang saya dapatkan ketika mengikuti acara Kompasiana Nangkring bersama AXA Financial Indonesia yang bertempat di Ballroom Hotel JW Marriot Surabaya Jumat lalu (14/7). Rupanya dalam acara tersebut mengundang nasabah, calon nasabah, dan para agennya untuk memaparkan perencanaan keuangan untuk masa depan itu.

Beramah tamah sesama Kompasianer Jatim sebelum bermain Praxis. Dok Nur Hasanah

Untuk lebih "menghayati" simulasi itu maka para peserta diajak bermain Praxis. Semacam permainan monopoli sewaktu kita kecil dahulu, hanya ini lebih "canggih" disesuaikan dengan kondisi kekinian. Pada saat itu tiap meja sudah dipersiapkan untuk 7 pemain. Ada tiga dadu yang dipersiapkan, uang "bohongan" yang beraneka nilai, beberapa kartu, serta alat peragaan yang lain. Tiap meja dipimpin oleh seorang "wasit" yang disediakan panitia untuk mengatur jalannya permainan.

Seperti layaknya bermain monopoli tiap peserta diberi modal yang nantinya dapat dibelanjakan. Dari putaran dadu nanti akan terlihat beberapa transaksi yang bisa dieksekusi pemain yang mendapat giliran, terbuka juga pemain yang lain jika ingin bertransaksi yang ditawarkan. Beberapa pemain ada yang membeli rumah, saham, menabung, serta membeli asuransi. Seperti layaknya kehidupan sesungguhnya, dalam perjalanan terjadi naik turunnya saham. Pasti ada yang untung ada juga yang rugi bahkan bangkrut.

Ada yang menarik di sini adalah dalam perjalanan tidak akan lepas dari sakit. Bagi yang peserta yang mempunyai polis asuransi akan aman karena di-cover, bagi yang tidak harus mengeluarkan dananya yang cukup besar. Beberapa diantaranya karena dananya habis, mau tidak mau harus berhutang.  Permainan cukup seru karena adanya ketidakpastian itu. Seperti membeli saham pada komoditi tertentu, tidak beberapa lama harga turun, bagi yang membeli lalu naik tentu tak ada masalah. Jika pas belinya ada keuntungan, jika tidak siap-siap bangkrut.

Walaupun Praxis hanyalah permainan, karena dijalankan dengan serius akan menjadi mengasyikkan. Kadang ada perasaan menyesal mengapa tidak beli saham yang naik itu, kok justru komoditi yang harganya turun. Demikian pula dengan asuransi, bagi yang membeli akan aman di permainan, yang tidak dana yang dimiliki akan menipis tajam. Permainan berlangsung satu jam, dan harus disudahi. Setelah itu, tiap peserta dipersilahkan menghitung dana sisa yang dimilikinya. Ada yang melimpah, ada pula yang minim mendekati bangkrut.

Secara garis besar para peserta yang membeli asuransi akan aman setidaknya dana tidak terhambur banyak dan sia-sia. Bagi yang tidak membeli akan banyak pengeluaran untuk membiayai risiko sakit yang dapat diderita sewaktu-waktu. Ada juga peserta yang disimulasikan "meninggal" sehingga tidak bisa melanjutkan permainan. Bagi yang membeli asuransi akan diberi dana pertanggungan yang jumlahnya cukup besar.

Praxis mengajarkan untuk memahami literasi perencanaan keuangan dengan cara santai sambil bermain. Dok pribadi

Persiapkan masa depan dengan baik

Sudah puas bermain, peserta yang hadir tinggal diberi penjelasan berikutnya tentang perencanaan keuangan yang baik dan benar. Henra Sensei, seorang praktisi perencana keuangan memaparkannya dengan lugas, padat, dan berisi. Untuk mengamankan masa depan setidaknya perlu langkah-langkah persiapan yang dilakukan mulai saat ini. Ia membagi tiga alokasi dana yang kita miliki akan aman di masa depan.

Pertama, saving. Yaitu bisa berupa, kas, tabungan, atau deposito. Uang ini bisa dipakai untuk berjaga-jaga agar aman jika kondisi tidak diinginkan. Bisa juga untuk beramal serta bersenang-senang untuk menikmati hidup. Dan selanjutnya bisa untuk persiapan di masa tua nanti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline