Lihat ke Halaman Asli

Heru Riswan

just a simple with complicated dream

Ketahanan Keluarga dalam Media Sosial

Diperbarui: 17 Agustus 2017   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah masyarakat tumpuan fondasi yang sangat kuat adalah keluarga, dimana semua element nilai, norma dan budaya di terapkan.  Keluarga juga merupakan menjadi sebuah siklus proses sosialosasi guna membentuk kepribadian masyarakat.  Seiring berjalannya waktu problematika dalam keluarga menjadi semakin kompleks, tantangan-tantangan struktur tata keluarga dan masyarakat mendapatkan banyak sekali hambatan yang dapat merusak, seperti isu krusial modernisasi, kerusakan tatanan masyarakat melalului aliran --aliran sekuler, feminis, LGBT dan banyak lagi yang akan merusak tatanam masyarakat, laju globalisasi dan yang paling terpenting adalah laju perkembangan teknologi informasi terlebih adalah perkembangan media massa dan media sosial.  

Di abad 21 ini peran penting media massa dan media sosial menjadi hal penting seperti halnya nilai baru terhadap tatanan masyarakat.  Sosial media menjadi sebuah bagian dari kehidupan bermasyarakat, saat ini tidak ada satu kegiatan pun yang tak lepas dari sosial media.  Secara garis besar perkembangan teknologi informasi ini membuat banyak sisi positif, namun kita juga tidak bisa memungkiri dampak negatif dari perkembangan media sosial ini bagi sebuah keluarga.  

Kita harus ingat kembali bahwa sebuah tatanan masyarakat akan kuat jika struktural sebuah keluarga ya sangat kuat, indikasi sebuah masyarakat dengan fondasi keluarga yang kuat adalah dimana tatanan nilai dan norma berjalan dengan baik, tidak menolak arus globalisasi namun juga menerima batasan dari arus globalisasi, selalu menerapkan kearifan lokal, dan yang terpenting adalah proses sosialisasi yang berjalan sesuai dengan budaya sebuah masyarakat.

Arus globalisasi yang sulit dibendung saat ini merupakan sebuah fenomena sosial yang terjadi abad ini.  Gampangnya mengakses media massa ataupun mengakses sosial media menjadikan masyarakat saat ini menjadi sangat apatis, tak hanya itu proses difusi dan asimilisasi akan sangat cepat terjadi.  

Dengan semua efek dari globalisasi ini secara otomastis akan merusak fungsi dan peranan dari sebuah keluarga, perubahan ini juga akan mengancam tatanan masyarakat, dampak yang paling mengerikan adalah tergerusnya budaya asli bangsa, masyarakat menjadi konsumtif akibat budaya pop globalisasi, hancurnya identitas bangsa, renggang ya peranan anggota keluarga dan masih banyak lagi.  

Menurut seorang ahli green ekonomi Thomas L Friedman dalam bukunya the world is flat  mengatakan bahwa "dunia semakin datar sehingga tidak ada satu halpun yang dapat menghalangi komunikasi manusia di belahan dunia manapun" ini berarti bahwa dengan sosial media, kita dipermudah berkomunikasi dimana dulu kita selalu terkendala waktu untuk berkomunikasi dengan orang di belahan dunia.

Sebagai manusia yang lahir di era globalisasi ini apa yang harus kita lakukan dimana pesatnya informasi yang masuk dan disatu sisi kita harus menjaga budaya dan kearifan kita terlebih kita harus menjaga berjalannya fungsi dan peranan keluarga di tengah arus globalisasi yang pesat ini.  Dibawah akan di jelaskan beberapa poin agar keluarga menjadi pembendung dan penguat fungsi keluarga

Menjaga Tradisi Keluarga

Media massa dan media sosial tak di pungkiri membawa pengaruh budaya pop dan budaya liberalisme dari dunia barat yang meracuni negara-negara dunia ke 3 seperti indonesia untuk mengadopsi budaya mereka, banyak anak muda yang terkontaminasi kebudayaan barat.  Salah satu cara untuk membendung arus modernisasi ini adalah dengan menjaga budaya keluarga yang sudah berlaku di masyarakat.  

Salah satu hal kecilnya adalah dengan melaksanakan budaya gotong royong sebagai ciri khas masyarakat indonesia dapat meredam sifat apatis masyarakat modern,  menanamkan nilai dan normma terhadap anak seperti cium tangan setiap  akan berpergian secara tidak langsung kita menerapkan sistem untuk menghargai orang yang lebih tua, budaya bermusyawararah juga menrupakan sebuah budaya yang dapat menghalau budaya modernisasi, 

dengan bermusyawarah masyarakat dapat menyelesaikan segala bentuk konflik dengan asas kekeluargaan dan menghindari konflik besar yang akan merusak sistem masyarakat.  Selain itu menjaga tradisi keluarga juga bertujuan untuk mensosialisasi kan peranan setiap anggota keluarga dalam masyarakat. Dalam sebuah kultur masyarakat nilai dan norma ini dijadikan pedoman dalam penguatan sebuah sistem bermasyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline