Lihat ke Halaman Asli

Roni Bani

Guru SD

Membasmi Hewan Berpotensi Penyakit Menular untuk Memuliakan Manusia

Diperbarui: 30 Juni 2023   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: sultra.antaranews.com

Rabies Menghantui Timor

Kabupaten Timor Tengah Selatan telah ditulari virus rabies. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Timor Tengah Selatan bergerak cepat untuk mencegah penularannya. Mungkinkah gerak cepat pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten) lebih cepat dari gerak cepat penularan virus rabies melalui hewan: anjing, kucing dan kera? 

Gerak cepat pemerintah (melalui birokrasi) tidak lebih cepat daripada penularan virus rabies. Pemerintah butuh waktu untuk duduk rapat (birokrasi), bergerak dari kantor ke titik-titik kasus gigitan. Tidak seorang pun yang dapat memastikan secara tepat titik lokus (TKP) akan terjadi gigitan anjing dan kapan terjadinya.

Maka tidak mengherankan bila dugaan yang ditunjukkan dalam peta sebaran virus ini di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagaimana terlihat pada gambar ini.

Peta Sebaran Gigitan HPR di Kabupaten TTS sumber: Dinas Kominfo Kab.TTS;

Pada peta sebaran gigitan Hewan Penyebar Rabies (HPR) dan potensi persebaran sebagaimana terlihat pada gambar ini menunjukkan tanda bahwa pencegarah tidak selalu sama dengan penyebaran. Warna merah sebagai tanda sudah ada gigitan HPR di sana; warna kuning berpotensi dan warna hitam menginformasikan bahwa sudah ada korban meninggal dunia. Suatu kecemasan telah menyebar di tengah masyarakat pulau Timor bagian Barat, dimulai dari Timor Tengah Selatan.

Mungkinkahkah akan menyebar di seluruh Timor bagian Barat?

Timor bagian Barat terdapat Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka. Jadi 1 kota dan 5 Kabupaten. Keenam wilayah ini telah berada dalam kesiapsiagaan untuk mencegah penyebaran virus rabies melalui HPR.

Dua orang dokter (PTT) dalam wilayah Kabupaten Kupang telah memenuhi panggilan gereja-gereja (Jemaat) untuk melakukan penyuluhan kepada jemaat tentang: virus rabies, HPR, penyebaran, dampaknya, dan tindakan pencegahan. Kedua dokter muda ini: drh. Rolens FM Bani dan dr. A. Murni Ullu telah melakukan penyuluhan di salah satu Jemaat dalam wilayah Klasis Kupang Timur, dan 2 jemaat dalam wilayah Klasis Amarasi Timur.

Flyer sosialisasi Penyebaran dan pencegahan Rabies sumber gambar:  drh Roles Bani & dr A. Murni Ullu

Dalam paparan kedua dokter muda ini menyampaikan sesuai disiplin ilmu masing-masing, menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Dalam pengetahuan umum, masyarakat pedesaan sudah terbiasa hidup dengan memelihara anjing sekadar sebagai kesenangan (teman di jalan ke ladang/kebun)  dan penjaga rumah. Sudah jarang anjing peliharaan dijadikan anjing pemburu berhubung hewan/binatang liar untuk buruan makin menipis populasinya di hutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline