Lihat ke Halaman Asli

Herlin Variani

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Merawat Habit Positif

Diperbarui: 23 Agustus 2021   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri. Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat

"Pengaruh kebiasaan menjadi berlipat-lipat sewaktu anda mengulang-ngulang kebiasaan itu." (James Clear)

"Back groundnya menarik sekali Bu." Sapa salah seorang dosen mengomentari latar tempat saya duduk di kelas virtual yang penuh dengan deretan buku sesaat sebelum mengikuti ujian kompre online.

"Ya Bu. Dulu saya hobi baca. Sekarang hobi beli buku tapi tak sempat membacanya.Hehehe." Saya menjawab dengan santai. Beberapa saat kemudian saya menyadari sejatinya respon yang saya berikan pada dosen penguji tersebut sangat konyol dan melanggar etika sebagai seorang penidik.

Kenapa lisan saya begitu ringannya menyampaikan alibi tak sempat membaca? Padahal sebagai seorang guru saya selalu memotivasi siswa untuk meningkatkan habit literasinya. Namun sebagai sosok yang selalu memberi motivasi saya gagal menjadi tauladan bagi siswa. 

Argumen yang saya sampaikan terkait pembenaran tak memiliki waktu luang untuk membaca langsung mendapatkan teguran sayang dari Allah. Begitu menurut hemat saya. Sebuah pertanyaan sederhana yang dilontarkan oleh dosen penguji beberapa detik jelang ujian kompre berakhir membuat saya gugup. Seketika kehilangan kata-kata.

Entah apa yang terjadi. Padahal di pertemuan tatap maya sebelumnya saya memberikan jawaban begitu lancar terhadap pertanyaan yang sama namun berasal dari dosen yang berbeda. Ini menjadi tamparan yang membuat kesadaran pulih agar segera bangkit dan kembali membangun kebiasaan positif dalam hidup ini.

Hobi membaca yang di rawat membuat kita memiliki cakrawala yang luas. Kapan pun di mana pun diajak bicara oleh berbagai pihak akan klop dan nyambung. Sebab efek membaca membuat bahan obrolan tak ada habisnya dan tentu saja berkualitas. Namun ketika kebiasaan membaca dibiarkan pelahan memudar akan membuat pundi-pundi pengetahuan menipis bahkan habis tak bersisa.

Akibatnya setiap obrolan terasa kosong. Bahkan candaan pun mulai receh dan melantur tak tau arah. Begitu juga dengan habit menulis yang sebelumnya sempat dirawat. Terjeda karena aktifitas yang super hectic. Sebelumnya hadir rasa tak nyaman dan tak tenang jika belum menghasilkan sebuah tulisan dalam sehari.

Namun sejak beberapa bulan terakhir kebiasaan melahirkan sebuah tulisan setiap harinya terhenti. Tersebab aktifitas yang kian meningkat. Ketidaknyamanan yang awalnya hadir ketika tak mengirimkan tulisan apa pun di blog mulai hilang. Mulai tak terbiasa menulis. Akibatnys sungguh fatal. 

Belakangan ini ketika dicoba lagi aktivitas merangkai kata demi kata menjadi sebuah bacaan yang apik terasa sangat sulit. Sebuah artikel singkat baru selesai setelah berjam-jam bahkan itu pun berjeda. naasnya lagi, tulisan yang dihasilkan terasa kaku dan tumpul. Tak enak dibaca dan ulasan topiknya tidak tajam.

Betapa meruginya ketika meninggalkan sebuah habit positif yang sudah lama kita bangun. Akibat mengabaikan kebiasaan baik tersebut akan membuat potensi melemah. Bahkan otot-otot kreatifitas akan berkarat dan digerogoti oleh jamur. Sehingga potensi dahsyat yang awalnya telah melekat pada diri kita akan menguap begitu saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline