Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Pentingnya Amalan-amalan Hati

Diperbarui: 4 Mei 2024   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto by iStockphoto via Kompas.com

Bagi umat Islam bulan Ramadan memang sudah lewat. Saat ini bulan Syawalpun hanya tinggal menyisakan beberapa hari lagi. Bagi mereka yang belum menunaikan puasa Syawal masih punya kesempatan untuk menjalaninya. 

Selain puasa ada ibadah yang juga selalu menjadi keseharian umat Islam yaitu Salat 5 waktu, Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Ibadah wajib itu merupakan keseharian kita dalam menyempurnakan pengabdian kepada Allah SWT. 

Ada satu hal yang selama ini kita lupakan yaitu bahwa kebanyakan orang memberi perhatian besar terhadap amalan-amalan dzohir. 

Misalnya banyak yang berusaha untuk bisa salat sebagaimana salatnya Rasulullah SAW. Maka seluruh gerakan-gerakan salat Rasulullah SAW yang terdapat dalam hadits-hadits yang shahih berusaha untuk diterapkannya. 

Sebenarnya hal itu sah saja karena sesuai dengan apa yang pernah Rasulullah sampaikan dalam sebuah hadits. Beliau pernah bersabda : "Salatlah kalian sebagaimana aku salat" 

Namun alangkah baiknya disamping amalan-amalan yang sifatnya lahiriah ternyata ada satu amalan yang lebih utama dari amalan-amalan dzohir yaitu mengamalkan amalan-amalan hati. 

Mungkin sudah banyak orang yang bisa menerapkan dengan sempurna gerakan salatnya sesuai dengan gerakan-gerakan salat Nabi. 

Namun apakah mereka juga memberi perhatian besar terhadap kekhusyu'an dalam salat mereka? Kehusyuan adalah amalan-amalan hati yang kerap terlupakan. 

Mari kita simak sebuah hadits Rasulullah SAW yang berbunyi bahwa sesungguhnya seseorang selesai dari salatnya dan tidaklah dicatat baginya dari pahala salatnya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya. (HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani). 

Hadits tersebut menegaskan bahwa perbedaan pahala salat tersebut sesuai dengan perbedaan orang-orang yang salat berdasarkan kekhusyu'an dan tadabbur yaitu bacaan salat serta dari perkara-perkara yang mendatangkan kesempurnaan salat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline