Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Cerpen: Sebuah Permintaan

Diperbarui: 9 Juni 2021   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto Lee Ji Ah by TodayKPop.com) 

Adzkia selalu memiliki perasaan minder, tidak percaya diri setiap ada pertemuan keluarga suaminya. Seperti Lebaran kali ini, Adzkia dan suami tercinta, Prasaja Utama bersilaturahim dalam acara temu keluarga di Bogor. 

BACA JUGA : Nasi Goreng Cinta dan Rindu Momongan

Dalam keluarga besarnya Prasaja adalah anak tertua dengan tiga orang adik yang semuanya lelaki. Mereka juga sudah berkeluarga dan memiliki putra dan putri. Diantara saudara kakak beradik ini hanya Prasaja saja yang belum memberikan momongan untuk Ayah dan Ibu mereka. 

Bagi Prasaja mungkin bukan suatu masalah namun bagi Adzkia sangat jelas ini adalah hal yang sangat serius. Karena hanya dialah mantu dari Ayah Ibu Prasaja yang belum memberikan seorang cucu. 

Sebenarnya suasana Lebaran setiap tahunnya bagi Adzkia ya begitu-begitu saja. Berkumpul di Rumah Jalan Bangka itu bersama keluarga besar suaminya, namun wanita ini tetap merasa kesepian. Adzkia sendiri adalah putri tunggal yang sering kali menemukan sepi-sepi saja di lingkungan keluarganya yang tinggal di Bandung. 

Mungkin akan berbeda jika saja Adzkia dan Prasaja memiliki seorang anak yang hadir meramaikan beranda rumah mereka. Faktanya Adzkia belum diberi amanat dari Yang Maha Punya untuk memiliki seorang anak. 

Seperti siang itu dalam acara makan bersama, suasana sangat meriah dengan celotehan para keponakan Adzkia. Mereka sangat dimanjakan sekali oleh Adzkia, Bude mereka. Hal yang sangat wajar karena kasih sayang Adzkia harus disalurkan dan jalur yang tepat adalah kepada para keponakannya. 

Adzkia asyik bercengkerama dengan empat keponakannya. Terlihat sangat bahagia ketika Prasaja melihat Adzkia begitu asyik bercengkerama dengan mereka. Prasaja tahu istrinya sering merasa kesepian karena di rumah tidak ada seorang anak yang  menjadi temannya. 

"Raisa ikut Bude saja ya tinggal di Malang," kata Adzkia mengajak salah satu keponakannya yang sudah duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. 

"Iya mau. Mama! Boleh ya Icha ikut Bude tinggal di Malang?" suara Raisa merengek meminta izin kepada Ibundanya. Renata, Ibunda Raisa hanya tersenyum mendengar permintaan Raisa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline