Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Cerpen: Sebuah Sinopsis Masa Lalu

Diperbarui: 17 Maret 2021   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto by Pixabay

Bagi Mikayla Angela, cinta itu adalah kepalsuan yang harus ditebus dengan dendam. Tetapi itu dulu ketika dirinya terpuruk dan tercampak oleh Ayah tirinya sendiri di malam jahanam. 

BACA JUGA: "Ghosting" (Hilang)

Kayla larut dalam dendam di kubangan nista dan kegelapan. Dia terlantar dan terpaksa terbawa arus nestapa dan kehinaan. Tidak ada lagi cinta dalam dirinya karena sudah terengut aib memalukan. 

Dunia hitam itu tidak akan lagi ditorehnya apalagi kembali dijalani. Sosok polos yang ada dalam diri Hendarno Al Ghufron telah membukakan hatinya untuk kembali menata bahagia. 

Bersamanya Kayla berusaha menutup rapat masa lalunya yang kelam. Sekarang dirinya mulai lagi menata masa depannya dengan semangat tinggi terutama ingin menyelesaikan studi kimianya. 

Kayla seakan bertemu dengan malaikat penolong yang ada dalam diri Hendarno Al Ghufron. Pemuda ini sangat bersahaja dengan kesabarannya selalu membuat hati Kayla merasa nyaman dan damai. 

Bagaimana Kayla merasakan rasa harunya ketika dirinya kembali mengikuti misa di Gereja Kathedral, yang selama ini dilupakannya. Saat itu dia merasakan Kasih SayangNya. Tuhan tidak pernah melupakan hamba-hamba yang kembali kepadaNya. 

Semua langkah-langkah Kayla itu berkat seorang Hendarno yang dengan sabar setia menuntunnya. Hendarno putra bungsu seorang Ulama Karismatik pemilik sebuah pesantren, adalah sarjana kedokteran yang tengah memperdalam ilmu spesialis bedah. 

"Mas! Kenapa kamu mencintaiku? Aku hanya seorang wanita yang kotor sedangkan kamu adalah orang terhormat." Kata Kayla menjawab ungkapan perasaan Hendarno malam itu. 

Hendarno hanya tersenyum mendengar jawaban pernyataan cintanya kepada Mikayla. "Kayla, kamu tidak perlu menjawabnya malam ini. Kamu boleh memikirkan sedalam-dalamnya sebelum memutuskannya." Ujar Hendarno penuh dengan pengertian.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline