Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Cerpen: Menunggu Kereta Turangga Tiba

Diperbarui: 31 Agustus 2020   05:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi/Hensa

Di Pelaminan itu, aku melihat bagaimana tatapan Listya ketika Kinanti kuperkenalkan kepadanya. Tatapan yang seolah menanyakan : "Pak Alan inikah wanita itu?" Listya seolah ingin mengatakan itu. 

Ruang tunggu Stasiun Gubeng Surabaya Kota sepagi ini suasananya sudah hiruk pikuk. Aku masih duduk di ruang tunggu kedatangan. 

Hari ini Kinanti Puspitasari berkunjung ke Surabaya untuk menghadiri Workshop tentang Tanaman Obat di Kampusku.

Sewaktu berjumpa dalam acara simposium farmakologi di Bandung beberapa waktu yang lalu, aku berjanji menjemput Kinanti di Stasiun Gubeng dan menemaninya selama di Surabaya.

Duduk di Ruang tunggu selalu membawa pikiran kemana-mana. Di tengah hiruk pikuk orang-orang yang berpergian itu lamunanku tertuju kepada Daisy Listya. Gadis ini dua hari lagi melangsungkan pernikahannya.

BACA JUGA :  Di Antara Dua Bidadari

Mengingat Daisy Listya, gadis cantik ini  rasanya baru kemarin aku membimbingnya sebagai mahasiswa skripsi hingga akhirnya dia lulus.

Teringat saat-saat kesibukan di laboratorium bersamanya.  Aku benar-benar terperangah ketika berbincang atau mendengarkan tutur katanya. 

Ketika dia tersenyum atau tertawa, gadis ini sangat lembut hatinya. Aku merasakan aura kecantikan hatinya.

Hatiku terasa damai tentram karena mendengar tutur kata lembut gadis ini begitu mempesona. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline