Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Tunggal Putri yang Masih Dicari Susy Susanti dan Juara BWF International Series

Diperbarui: 25 Juni 2019   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ghaida Nurul Ghaniyu, pemain non Pelatnas Juara di Peru International Series 2019 (Foto Djarumbadminton.com) 

 

"Saat ini tunggal putri yang harus ekstra kerja keras, makanya kenapa saya bawel ngomong terus, bukan menganakemaskan tunggal putri, tapi saya mau memacu semangat mereka. Saya bilang 'saya nggak terima, lho. Kita tuh bisa, bukannya nggak bisa, walaupun cuma satu orang, tapi bisa'. Bagaimana caranya menemukan yang satu orang ini," kata Susy Susanti saat diwawancara di Pelatnas Cipayung seperti dirilis Badmintonindonesia.org (24/6/19).

Susy Susanti sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, mengakui jika hingga saat ini masih belum menemukan Tunggal Putri yang bisa diandalkan. Saat ini nomor tunggal putri dinilai Susy menjadi sektor yang paling tertinggal dibanding empat sektor lainnya di pelatnas.

Tiga tunggal putri yang sekarang ada di Pelatnas yaitu Gregoria Mariska, Fitriani dan Ruselli Hartawan masih belum menampilkan permaianan yang stabil.  Hadirnya Rionny Mainaky yang kini menjadi kepala pelatih tunggal putri, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan prestasi mereka.  

Sebenarnya Susy sangat berharap kepada Gregoria Mariska Tunjung yang akrab dipanggil Jorji. Namun kata Susy, Jorji masih belum konsisten masih labil masih belum menemukan jati dirinya. Kadang kala Jorji masih belum mampu menjadi lebih professional dan menyadari bahwa persaingan dalam level atas Bulutangkis Dunia sangat ketat.

Hanya pemain yang siap mental, fisik, disiplin tinggi dan punya motivasi bertarung untuk menang yang akan membedakan mereka. Jorji masih harus meningkatkan disiplin untuk menjaga kebugaran. Tingkat stamina dengan level tinggi sangat penting dalam persaingan pebulutangkis putri kita bersaing dengan pemain putri Jepang, China, Korea Selatan, Taiwan dan Denmark.

Susy Susanti (Foto Badmintonindonesia.org) 

Susy juga mengungkapkan beberapa pemain yang sudah memiliki persiapan begitu bagus di latihan, namun tidak bisa mengeluarkan kemampuannya saat bertanding. Hal ini karena para pemain kurang memiliki spirit bertanding yang tinggi. Susy sendiri membuat istilah bahwa pemain putri kita ini terlalu lembut kurang galak.

"Di depan kalian itu musuh, lho, harusnya berpikir, dia atau saya yang mati? Harusnya berpikir seperti perang, kalau kita tidak melawan, ya kita yang akan mati. Itu yang kami terapkan, saya sendiri juga gemas," tutur Susy kepada Badmintonindonesia.org (24/6/19).

Hal-hal tersebut adalah hal yang tidak boleh disepelekan. Susy merasakan pada masa keemasannya bagaimana dirinya berjuang merebut medali emas Olimpiade dengan perjuangan tak kenal lelah dengan keberanian yang luar biasa. Karakter seperti itulah yang saat ini sangat dirindukan Dunia Bulutangkis Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline