Lihat ke Halaman Asli

Hendy Kusmarian

pemandu medan perang bisnis

Ini Dia Sosok Zulkarnain dalam Qur'an Surah Al-Kahfi

Diperbarui: 2 September 2017   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wa yas-aluunaka ‘an dzil qarnaini qul sa atluu ‘alaikum minhu dzikraa. (QS Al-Kahfi, 18: 83)

Artinya: 'Mereka juga bertanya kepadamu tentang Zulkarnain. Katakanlah kepada mereka bahwa tentang hal ini pun aku akan ceritakan kepadamu sedikit.'

Al qarnain adalah bentuk majemuk-dua dari al qarn. Alqarnu berarti tanduk hewan, seratus tahun. Kata alqarnani secara kiasan bisa diartikan negeri-negeri Timur dan negeri-negeri Barat. (Aqrab)

Kisah tentang Zulkarnain ini pun seperti kisah Ashabul Kahfi, memunculkan banyak simpang siur. Dalam Injil tercantum sebuah rukya atau mimpi dari Nabi Daniel sebagai berikut:

Kulihat seekor domba jantan yang bertanduk dua. Domba itu menanduk ke Barat, ke Utara dan ke Selatan; tiada seekor binatang pun dapat melawannya; dibuatnya barang kehendaknya. (Daniel pasal 8: 3-4)

Adapun tabir domba jantan yang kulihat dengan tanduk dua itu adalah raja-raja Media dan Persia. (Daniel pasal 8: 20)

Berdasarkan rukya ini, di mana diperlihatkan raja-raja Media dan Persia seperti seekor domba jantan, Zulkarnain adalah salah seorang raja Media dan Persia.

Mengapa kejadian Zulkarnain diterangkan dalam Al-Qur’an, dan mengapa diletakkan dalam surah Al Kahfi ini setelah menerangkan Isra Nabi Musa as.?

Dalam surah Al Kahfi ada penjelasan tentang pertentangan Islam dengan Masehi, bahkan perlawanan dari segi semi-politik. Yakni, sebenarnya pertentangan agama, tetapi banyak sekali kaitannya dengan politik keduanya.

Mula-mula sekali diterangkan kejadian Ashabul Kahfi, yaitu bagaimana permulaan terjadinya agama Masehi, dan kemudian bagaimana penyelewengannya. Sesudah itu diterangkan Isra Nabi Musa as. yang menyebutkan terhentinya kemajuan keturunan Ashabul Kahfi sampai di suatu batas tertentu, dan diutus-nya seorang nabi dari Allah. Juga disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kaum Nabi Musa as. itu ialah bagian terakhir dari silsilah Musawi, yaitu kaum Masehi; sedang umat Musawi yang asal, yaitu Yahudi, telah lama mati. Ringkasnya, menyebutkan Isra Nabi Musa as. setelah menceritakan Ashabul Kahfi adalah isyarat bahwa kemajuan kaum Masehi pada giliran pertama akan berakhir dengan diangkatnya Nabi Besar Muhammad Rasulullah saw.

Terbukti, kejadian-kejadian berikutnya membuktikan kebenaran kabar gaib ini, yang karenanya iman kaum beriman bertambah tebal. Sebabnya, memberitahukan—ketika kaum Muslim masih di Mekkah—bahwa mereka akan dapat mengalahkan kaum Masehi, adalah suatu kabar gaib yang amat hebat yang tidak ada tolok bandingannya. Sesudah itu kejadian Zulkarnain disebutkan untuk pemberitaan kemenangan kaum Masehi pada gilirannya yang kedua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline