Lihat ke Halaman Asli

H.Asrul Hoesein

TERVERIFIKASI

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Rakyat Siap Pakai Kompor Listrik, tapi Bayar Pakai Apa?

Diperbarui: 21 September 2022   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Twitter PLN

"Presiden Joko Widodo (Jokowi) pastikan tidak ada pengalihan daya listrik rumahan dari 450 VA ke 900 VA dan selanjutnya pemerintah ingin mengurangi impor gas dengan upaya melakukan transformasi dari Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg), menjadi kompor listrik untuk tujuan menghemat biaya."

Baca kompas di Jokowi Pastikan Pemerintah Tak Hapus Daya Listrik 450 VA, "Tidak ada, tidak ada penghapusan untuk yang 450 (VA), tidak ada juga perubahan dari 450 (VA) ke 900 (VA), tidak ada. Enggak pernah, enggak pernah kita bicara mengenai itu," kata Jokowi di Bekasi, Selasa (20/9/2022), dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Presiden Jokowi telah menggaungkan pemanfaatan kompor listrik atau kompor induksi untuk memangkas defisit neraca perdagangan dengan mengonversi LPG 3 kg, atau kompor gas ke kompor bersih berbasis listrik atau dikenal kompor induksi.

Terlalu besar impor gas di Indonesia, ada sekitar 4,5 juta ton, untuk melayani rumah tangga yang menggunakan tabung LPG 3 kg, dan konsumsi 6,5-6,7 juta ton setahun.

Mengutip dari KOMPAS.ID, saat ini diperkirakan ada 69,5 juta keluarga pelanggan PLN yang menggunakan elpiji 3 Kg. Jadi, jika mengacu pada program 300.000 kompor listrik, hanya sekitar 0,5 persen saja.

Dari berbagai data bahwa untuk memasak 10 liter air menggunakan kompor listrik dengan biaya Rp 1.200, sementara menggunakan LPG non subsidi mencapai Rp 6.000.

Jadi program induksi kompor listrik ini layak dipergunakan untuk mengatasi persoalan oversupply listrik yang saat ini tengah dihadapi PLN. Sudah dimulai uji coba di 3 daerah, Denpasar, Solo dan satu daerah lagi di Sumatera.

Menjadi persoalan mendasar adalah kesiapan listrik dan kompornya sendiri, apalagi kalau kompor itu harus menggunakan 1000 watt. Nah bagaiman rumah tangga yang kavasitas listriknya yang hanya 450 Va.

Program ini dinilai juga akan mengurangi ketergantungan impor BBM. Terlebih, saat ini LPG sedang langka dan harganya mahal. Rakyat seh siap saja memakai kompor induksi, tapi bayar listriknya bagaimana kalau naik lagi di listrik?.

Langkah Presiden Jokowi sudah benar, namun bagaimana kesiapan kementerian terkait untuk melaksanakan program kompor induksi itu agar bisa menjadi gaya hidup sehat di masyarakat atau green community.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline