Lihat ke Halaman Asli

Hasna Arunika

content writer

Perjalanan Pulang-Pergi ke Tasikmalaya yang Penuh Kejutan

Diperbarui: 15 Februari 2024   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok pribadi/Hasna Arunika)

"Tasikmalaya bukannya dekat, ya?" Ucap temanku.

Aku yang tidak pernah ke Tasikmalaya sebelumnya berpikir sejenak. "Kalau dilihat dari peta, harusnya ngga sejauh itu sih." Asalku saat itu.

Perjalanan ke Tasikmalaya kali ini memang terbilang nekat, dengan niat menghadari acara pernikahan teman, aku dan 2 temanku berangkat dari Bogor dengan bis Budiman. Di sepanjang perjalanan masih terbilang aman, aku dan 2 temanku masih happy. Namun setelah Nagreg, semuanya berubah. 

2 temanku jadi lebih pendiam, aku pun begitu. Hal ini dikarenakan jalur Nagreg yang luar biasa berkelok dan naik turun tidak ada habisnya. Aku menyebutnya jalur Bogor -- Pelabuhan Ratu versi gede. Kita menghabiskan waktu sekitar 2 jam dengan kondisi jalan yang MasyaAllah membuat kepala terasa keleyenangan dan perut berasa diaduk-aduk.

Untungnya kita bertiga masih kuat dan tidak ada yang mengalami mabok perjalanan. Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan trauma bagi 2 temanku. Hingga akhirnya mereka tidak ingin naik bis lagi untuk perjalanan pulang ke Bogor. Aku sebenarnya tidak masalah jika harus melalui jalan yang sama, toh nanti juga sampai. Akan tetapi mereka sama sekali tidak mau lagi, akhirnya kita memutuskan untuk naik kereta.

Dikarenakan serba dadakan, kita pun kehabisan tiket kereta Tasikmalaya-Cikarang. Tidak ada pilihan lagi, kita akhirnya membeli tiket kereta Tasikmalaya-Bandung dengan kelas eksekutif seharga Rp125.000. Keberangkatannya sendiri di pukul 15.30 sore.

  • Merasakan Mewahnya Kelas Eksekutif

Sebenarnya ini kali ke dua aku membeli kelas eksekutif untuk naik kereta ke Bandung. Namun kali pertama itu sudah lama sekali, sekitar tahun 2019. Di kali kedua ini, aku merasa seperti naik untuk pertama kali lagi saking sudah lamanya. Pelayanan di kelas eksekutif memang mengesankan. 

Pada saat itu, tepat di belakang kursiku, duduklah orang-orang yang berbahasa asing. Ya, kebetulan saat itu, ada 4 orang bapak-bapak sepertinya usia 50 tahunan berbahasa Mandarin dan aksen Inggris yang khas. Aku rasa mereka dari Singapura. Mereka sibuk mengobrol dengan bahasa yang campur aduk. Sementara aku dan 2 temanku sibuk menikmati pemandangan di luar kereta.

Perjalanan ke Bandung memang selalu Istimewa karena di sepanjang perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan hijau yang luar biasa memanjakan mata. Apalagi saat itu aku melakukan perjalanan di sore hari, sehingga bisa menyaksikan sunset sepanjang perjalanan.

(dok pribadi/Hasna Arunika) salah satu momen yang berhasil diabadikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline