Lihat ke Halaman Asli

Hari Prasetya

Knowledge Seeker

Eureka, Menemukan Bakat Menulis

Diperbarui: 6 Oktober 2021   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suvenir dari Bapak Krisna Wijaya: dok. pribadi

Penulis tidak ingat sejak kapan mulai suka menulis, justru yang paling teringat sejak kecil punya kebiasaan dan kegemaran membaca. Pada waktu masih SD, ketika setiap murid dibatasi hanya boleh meminjam 2 buku bacaan dari perpustakaan, penulis sering mendekati beberapa teman yang tidak hobi membaca untuk meminta menggunakan jatah meminjam bukunya. Sehingga di akhir pekan, penulis sering pulang membawa hingga 10 buku bacaan.

Ketika SMP dan SMA kebiasaan membaca buku tersebut masih tetap berlanjut, tetapi tidak ada jejak tulisan yang monumental dan dapat diingat pada saat sekolah menengah tersebut. Memasuki masa kuliah di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Brawijaya, kebiasaan dan ketrampilan menulis juga belum ada bukti nyatanya. Pada akhir masa kuliah, sebagai salah satu prasyarat untuk lulus dan mendapatkan gelar sarjana, setiap mahasiswa diwajibkan untuk menulis skripsi.

Pada waktu itu, skripsi mahasiswa jurusan akuntansi lazimnya membahas tentang profitabilitas, sistem informasi akuntansi, perpajakan, audit, atau sistem pengendalian internal. Terdorong keingin-tahuan mempelajari operasional bank syariah yang didirikan pertama kali pada tahun 1992, penulis mengajukan proposal skripsi yang berjudul: “Pembiayaan Mudharabah sebagai Alternatif Kredit Investasi Konvensional, Suatu Studi Kasus di Bank Muamalat Indonesia” dan disetujui. 

Langkah selanjutnya, menemukan dosen yang berkenan menjadi pembimbing dengan kondisi perkembangan perbankan syariah yang masih relatif baru dan penulis mengambil jurusan akuntansi, bukan jurusan ekonomi syariah. Pada akhirnya dipertemukan dengan Bapak Jusuf Wibisana sebagai dosen pembimbing, seorang yang memiliki ilmu dan wawasan yang luas. Beliau saat ini masih menjadi dosen di Universitas Brawijaya, selain menjadi partner di PricewaterhouseCoopers (PwC) dan Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Syariah.

Mengingat skripsi tersebut menggunakan pendekatan studi kasus di Bank Muamalat Indonesia (BMI), penulis harus berangkat ke Jakarta untuk mengumpulkan data, dokumen, dan referensi. Dengan naik kereta api Matarmaja, berangkatlah dari Malang menuju Jakarta dan numpang nginap di rumah teman. Di kantor BMI penulis ditemui dan dibantu mendapatkan data, dokumen, dan referensi oleh dua pegawai, seorang lelaki dan seorang perempuan.

Awal Maret 1996, penulis mulai bekerja sebagai pegawai negeri sipil pada Direktorat Asuransi, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan, sebagai analis keuangan perusahaan perasuransian. Setelah tiga tahun bekerja, penulis lolos seleksi mendapatkan beasiswa program master ke luar negeri. Pada summer 2000, penulis berangkat untuk mengikuti pre-MBA program di The Economic Institute di Boulder, negara bagian Colorado, Amerika Serikat.

Selanjutnya, penulis mengambil program Master of Business Administration dengan konsentrasi pada asuransi di Hartford University, yang berlokasi di kota Hartford ibukota negara bagian Connecticut. Kota Hartford waktu itu menyandang sebutan sebagai the capital of insurance karena banyak perusahaan asuransi besar berkantor pusat atau memiliki kantor cabang yang besar di situ.

pose berlatar belakang Mark Twain House: dok. pribadi

Selama di Hartford, penulis tinggal di sebuah apartemen yang terletak di pertigaan Woodland Street dan Farmington Avenue yang memiliki view langsung ke Mark Twain House & Museum. Sebagaimana dimaklumi Mark Twain adalah seorang novelis, penulis, dan pengajar yang hidup pada kurun 1835-1910. Beberapa karyanya yang terkenal, diantaranya: The Adventures of Huckleberry Finn, The Adventures of Tom Sawyer, The Prince and the Pauper, dan A Connecticut Yankee in King Arthur's Court. Setiap kali melintasi Mark Twain House & Museum, terbersit inspirasi dan keinginan menjadi penulis yang pahala ilmunya terus mengalir serta dikenang jauh melebihi masa hidupnya.

Suatu hari ketika sedang merapikan buku dan dokumen, penulis sempat membuka kembali skripsi dan membaca halaman demi halaman dokumen tersebut. Penulis terkesima dengan gaya dan tutur bahasa dalam skripsi tersebut, seakan tidak percaya dan bahkan terpikir benarkah ini hasil tulisan sendiri. Eureka, dari situ penulis mulai menyadari sejatinya memiliki bakat yang terpendam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline