Lihat ke Halaman Asli

Hariadhi

Desainer

Pulang ke Kotamu... (2)

Diperbarui: 21 September 2019   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokpri

Setelah puas berwisata kuliner di Pasar Tradisional Kota Gede, paginya barulah saya berjalan ke arah Makam Raja Mataram. Suasana di sini tenang dan hening sekali, selain sesekali terdengar aktivitas para pengrajin perak yang sedang bekerja. Saya jadi bisa membayangkan suasana Kerajaan Mataram dan pengrajin-pengrajinnya di masa lalu.

Gerbang menuju makam raja memang tertutup, dan hanya buka pada waktu-waktu tertentu, sesuai komando Abdi Dalem yang menjaga di sana. Namun akses ke pemandian Sindang Seliran terbuka, cukup mendaftar dan bayar sumbangan seikhlasnya sebelum masuk.

"Belok kiri, nanti di bawahnya ada pemandian, bersihkan diri saja di sana," Kata Bapak tua yang menjaga buku tamu.

sumber: dokpri

Hanya terdengar sesekali burung berkicau sahut-menyahut. Saya lihat sekeliling saat turun tangga, ada peringatan untuk tidak tidur di pemandian ini kecuali atas izin Abdi Dalem. Tampaknya memang daerah Makam Raja Mataram ini sering jadi tujuan peziarah yang ingin bermeditasi.

Hampir saya tersesat di pemandian perempuan, kalau tidak membaca papan kecil saat masuk. Kemudian saya pindah ke pemandian laki-laki. Di sana ada kolam kecil yang berisi ikan-ikan sebesar paha manusia, sepertinya jenis lele. Ada satu atau dua lalu lalang memamerkan tubuhnya yang berwarna putih.

Byur...

Saya mengguyur muka dan badan yang memang sudah lemas karena tidak tidur sedari malam. Setelah puas, saya lalu setengah berbaring di tembok kecil mirip tempat duduk yang sepertinya memang untuk bersemedi. Tas yang ditaruh di pojokan saya jadikan penopang kepala.

Dan tak lama saya tertidur, lelap, dan bermimpi indah sekali bertemu sosok perempuan cantik.

Matahari hampir tepat di atas kepala saat saya tersentak dan ingat kembali kalau dilarang tidur di pemandian ini. Tapi ya namanya juga tertidur tak sengaja. Mata terpicing sendiri.

Sesampai di atas, saya bertemu salah satu penjaganya, Pak Onggo Budaya, yang kebetulan sedang tidak dalam jam kerja. "Oh ya ndak papa, nanti coba lagi saja masuk ke makamnya," Saat saya ceritakan pengalaman di bawah tadi sambil minta maaf melanggar aturan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline