Lihat ke Halaman Asli

Suharto

Penulis lepas

Samudera Tafakur dalam Pusaran Hidup yang Menghasut

Diperbarui: 5 Januari 2023   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bijak memilih kawan dalam pergaulan (pixabay.com)

Identifikasi

Aku belum tahu apa yang membuat diriku tersungkur dalam pergaulan. Apakah kekakuan lisanku sehingga aku tak mudah mengeja kebenaran? Atau kebodohanku yang tak mampu menerjemahkan hasutan dan tipu muslihat?

Bunga Berduri

Setiap kali kita bertemu dalam pusaran hidup yang menghasut, kau menawarkan karangan bunga yang penuh duri. Anehnya, aku tak peduli. Karena bagiku, kau setia menemaniku ketika aku terpuruk.

Kawan Pergaulan

Kau bilang hal aneh jika orang  menjauhi pergaulan. Kau tak bisa hidup sendiri. Kau butuh kawan sebagai saksi bahwa kau pernah hidup di dunia, demikian katamu.

Hasutan

Kata-katamu aku ukir dalam dinding-dinding benakku. Nyaris memenuhi semua ruang berpikirku. Hasutanmu seperti anak panah yang mengena tepat sasaran. Aku jadi pengikutmu. 

Tafakur

Lalu waktu melakukan tugasnya. Ia menawarkan kesadaran. Aku diajaknya menyelami samudera tafakur. Sedikit demi sedikit secercah cahaya keinsyafan menguak kegelapan yang menyelimutiku.

Bekal Ilmu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline