Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Barongsai

Diperbarui: 6 September 2022   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BARONGSAI || Puisi Dian Chandra

 
di sepanjang jalan
rumah-rumah kayu berdiri
hampir renta
dimakan usia
dilahap jaman
 

di dalamnya
nyala lilin bermukim
dengan patung-patung dewa
dan foto-foto leluhur
memanggil-manggil
 

di sana sepasang mata yang hampir redup menatap rumah-rumah di depannya
meminta barongsai lewat
seperti lalu-lalu
 

dengan sejuta kenang
ia mengobral rindu
pada kelenteng di seberang
pada barongsai yang tiba-tiba ada
di jalan-jalan bersama keakraban melayu, cina, bugis, dan lain-lainnya
 

yang mendesak waktu
bermukim sekali lagi
di kampung-kampung pecinan
tempat segala kisah bermula: sejak lampau
tempat segala kisah dibuat: sejak tadi
lewat kaki-kaki pengunjung
lewat mulut-mulut moyang
 

Toboali, 15 Februari 2022
 

Catatan:
Puisi terinspirasi dari kampung pecinan di Toboali, Bangka Selatan dan sejarah kedatangan orang Cina ke Toboali.
 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline