Lihat ke Halaman Asli

HL Sugiarto

Menulis untuk dibaca dan membaca untuk menulis

Trik Dagang Penjaja Asongan di Bus Antar Kota

Diperbarui: 14 Oktober 2019   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu pedagang asongan di bus antar kota| Dokumentasi pribadi

Beberapa hari yang lalu saya melakukan perjalanan dari kota Probolinggo menuju kembali ke kota Surabaya. Saya dengan terpaksa naik bus antar kota kelas ekonomi, karena kebetulan jalur yang saya lalui hanya tersedia bus kelas itu. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya saya mendapatkan bus jurusan ke kota Surabaya.

Bus yang saya tumpangi agak penuh penumpang, sehingga tempat duduk yang saya dapatkan berada pojok kanan paling belakang. 

Kondisi bus tersebut agak usang, tidak terlihat lampu penerangan didalamnya seperti halnya bus lainnya, hanya terlihat beberapa speaker yang ada di langit-langit interior bus itu, entah speaker itu berfungsi atau tidak. Beruntung saya naik pada saat kondisi siang hari, sehingga tidak memerlukan penerangan lampu.

Tak lama setelah saya duduk, terlihat beberapa pedagang asongan juga ikut naik bus tersebut sambil menjajakan barang dagangannya, ada yang menjual makanan, minuman ringan dan topi. 

Mereka berjalan sambil terhuyung-huyung karena pada saat itu bus sudah mulai tancap gas, sambil terhuyung-huyung dari bagian depan, mereka menjajakan dagangannya kepada para penumpang bus.

Tiket bus antar kota jurusan Probolinggo - Surabaya| Dokumentasi pribadi

Salah satu penjaja makanan ringan menghampiri saya, dan menawarkan dagangannya. Seorang bapak paruh baya, agak kurus, berkulit coklat, menggunakan topi. Saya pun tertarik membeli kacang goreng yang ia jajakan, harganya Rp. 1500,- perbungkus. Dengan ramah dan agak memaksa, ia menawarkan kepada saya untuk membeli tiga bungkus dengan seharga Rp. 5000,- .

"Saya beli dua saja, Pak!" jawab saya kepada si penjual.

"Beli tiga saja mas, cuma lima ribu saja," tangan si bapak mencoba menarik tiga bungkus kacang dagangannya.

Saya pun dengan tegas tetap bersikukuh untuk membeli dua bungkus saja, "Nggak pak, dua saja."

"Kembali dua ribu pak!" uang lima ribuan yang ada di kantong saya keluarkan dan serahkan kepada si bapak.

Dengan sigap ia menarik dua bungkus kacang dan menyerahkan kepada saya, seraya menerima uang lima ribuan yang sudah saya sodorkan kepadanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline