Lihat ke Halaman Asli

Kegalauan Media Cetak di Era Digital

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Revolusi digital telah mengubah cara media massa menyampaikan informasi kepada khalayak dan mendorong revolusi teknologi yang melahirkan sejumlah perubahan, termasuk hadirnya beragam perangkat yang memungkinkan pembaca surat kabar dan penonton televisi membaca, mendengar, menonton berita dari ponsel pintar dan tablet.

Revolusi digital memakan korban yang tidak sedikit. Korbannya merupakan sebuah industri yang sudah nyaman dan tidak bergerak untuk mengikuti perkembangan perubahan tersebut, di antaranya industri musik (CD dan kaset), industri elektronik, industri telekomunikasi, dan masih banyak lagi, tidak terkecuali industri media massa.

Industri media massa khususnya yang bergerak pada bidang cetak-mencetak saat ini sedang mengalami kebimbangan, atau sebutan lain yang sedang booming saat ini adalah galau. Galau karena basis cetak-mencetak perlahan mulai ditinggalkan dan mulai beralih pada basis online. Namun, basis online pun masih dihadang banyak kendala. Dari jaringan yang belum stabil, kecepatan internet yang masih rendah, dan belum terbiasanya masyarakat Indonesia untuk membaca melalui komputer, handpone, tablet, atau media elektronik lainnya.

Secepatnya, media cetak ini harus move on. Berinovasi terus untuk menghadapi tantangan perkembangan zaman, siapa yang tidak berinovasi dialah yang akan tergerus dan menghilang. Persiapan move on ini harus betul-betul dipikirkan secara matang dan strategi yang harus mantap. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah revitalisasi organisasi, menancapkan dua kaki pada bisnis penjualan offline maupun online, bentuk tim marketing yang handal.

Revitalisasi organisasi

Revitalisasi organisasi berarti sebuah cara untuk menghidupkan kembali organisasi. Salah satu kegiatan revitalisasi adalah restrukturisasi. Restrukturisasi organisasi harus dipahami sebagai salah satu upaya kebijakan untuk membentuk sebuah sistem pengelolaan yang efektif dan efisien, tanggap dan cekatan, serta terbuka dan bertanggung jawab.

Menancapkan dua kaki pada bisnis penjualan offline maupun online

Perusahaan harus melihat kembali dimana pangsa pasar yang akan diambil. Jika pangsa pasar yang diambil adalah masyarakat dengan umur 20-40 tahun, maka penekanan untuk masyarakat dengan umur 20-35 harus melalui online. Karena generasi tersebut sudah mahir menggunakan teknologi dan menganggap kuno untuk hal-hal yang bersifat hardcopy. Sedangkan untuk masyarakat dengan umur 36-40 tahun, kebanyakan dari mereka gaptek dan lebih nyaman membaca dalam bentuk hardcopy.

Bentuk tim marketing yang handal

Tim marketing sangat mempengaruhi hidup matinya sebuah perusahaan. Oleh karena itu, di zaman yang serba dinamis ini, Tim marketing harus sebisa mungkin untuk luwes dalam menghadapi pelanggan. Tim marketing harus melakukan beberapa hal berikut:


  • Membangun Komunikasi dengan pelanggan
  • Membangun program terkait kesetiaan pelanggan
  • Berikan pelayanan ekstra dan efek kejutan kepada pelanggan
  • Sentuh komunitas yang berkaitan dengan perusahaan



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline