Lihat ke Halaman Asli

Hanna Jang

Wiraswasta

Kisah Jam 06.00

Diperbarui: 1 Juli 2021   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini kisahku. Kisah setiap jam enam pagi.

Saat itu, saya masih kelas 9. Kebetulan sedang bulan Ramadhan. Setiap jam 6 pagi, saya pulang dari kegiatan kuliah subuh. Dan saat itu awal cerita ini dimulai.

Pemuda jalan, saya menamai dia seperti itu. Kita hanya papasan sesaat. Saya hanya bisa melihat matanya, karena dia menggunakan helm. Ya, dia menaiki motornya dan saya berjalan. Meskipun hanya melihat matanya, saya suka. Matanya tajam. Tipe saya sekali karena sering membaca cerita-cerita cowok dingin yang memikat. Meski hanya beberapa detik bertatapan, tapi saya sangat menikmatinya. 

Setiap hari saya selalu berharap untuk bisa melihatnya. Dan ya, untungnya selama seminggu harapan saya terkabul. Pernah saat itu karena ada kegiatan lain setelah kuliah subuh yang menyebabkan jam pulang telat, saat itu saya tidak bertemu dengan pemuda jalan. Saya diam-diam kecewa. Agak lebay memang, tapi untuk saya yang saat itu percaya kalau 3 kali bertemu secara kebetulan itu jodoh, memang agak gimanaa gitu. Saya jadi malu ketika mengingatnya lagi.

Dan ya itu akhirnya. Saya hanya melihat dia kurang lebih seminggu. Meski singkat, namun melekat di hati. Itu juga yang selalu saya ingat ketika Ramadhan tiba. Terimakasih pemuda jalan untuk kenangannya. 

Ya, akhirnya cerita saya yang memang kurang berfaedah tertulis juga. Dari dulu selalu ingin menulis kisah ini, namun karena sangat singkat saya jadi bingung mau gimana nyeritainnya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline