Mohon tunggu...
Hanna Jang
Hanna Jang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hobi menulis. Cuma hobi sih, gak jago.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Jam 06.00

4 Mei 2021   16:21 Diperbarui: 1 Juli 2021   16:38 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini kisahku. Kisah setiap jam enam pagi.

Saat itu, saya masih kelas 9. Kebetulan sedang bulan Ramadhan. Setiap jam 6 pagi, saya pulang dari kegiatan kuliah subuh. Dan saat itu awal cerita ini dimulai.

Pemuda jalan, saya menamai dia seperti itu. Kita hanya papasan sesaat. Saya hanya bisa melihat matanya, karena dia menggunakan helm. Ya, dia menaiki motornya dan saya berjalan. Meskipun hanya melihat matanya, saya suka. Matanya tajam. Tipe saya sekali karena sering membaca cerita-cerita cowok dingin yang memikat. Meski hanya beberapa detik bertatapan, tapi saya sangat menikmatinya. 

Setiap hari saya selalu berharap untuk bisa melihatnya. Dan ya, untungnya selama seminggu harapan saya terkabul. Pernah saat itu karena ada kegiatan lain setelah kuliah subuh yang menyebabkan jam pulang telat, saat itu saya tidak bertemu dengan pemuda jalan. Saya diam-diam kecewa. Agak lebay memang, tapi untuk saya yang saat itu percaya kalau 3 kali bertemu secara kebetulan itu jodoh, memang agak gimanaa gitu. Saya jadi malu ketika mengingatnya lagi.

Dan ya itu akhirnya. Saya hanya melihat dia kurang lebih seminggu. Meski singkat, namun melekat di hati. Itu juga yang selalu saya ingat ketika Ramadhan tiba. Terimakasih pemuda jalan untuk kenangannya. 

Ya, akhirnya cerita saya yang memang kurang berfaedah tertulis juga. Dari dulu selalu ingin menulis kisah ini, namun karena sangat singkat saya jadi bingung mau gimana nyeritainnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun