Lihat ke Halaman Asli

Hanif Galih Pratama

Economist, Traveler, Writer

Covid-19 dan Alasan Kita Akan Selamat

Diperbarui: 7 Agustus 2020   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pixabay

Jikalau Roland Emerich, sutradara film "2012" diberikan kesempatan lagi untuk membuat ulang film nya, mungkin ia akan merevisi judul film itu menjadi "2020".

Hari akhir yang diramalkan suku maya tersebut sepertinya harus meleset 8 tahun kemudian, saat petaka demi petaka seolah tidak pernah berhenti terjadi sejak awal tahun 2020.

Tentu kita masih ingat, awal tahun ini seluruh media tidak pernah berhenti menayangkan bencana banjir yang begitu dahsyatnya menerjang Ibukota Jakarta. Pusat perekonomian harus lumpuh sementara tergenang air. 

Tidak lama di negeri tetangga, Australia harus berjibaku memadamkan api yang melahap hutan di sepanjang southeast cost, di negara bagian New South Wales dan Victoria.

Di balik gegap kepanikan yang melanda itu, kita belum tahu petaka sesungguhnya yang akan menggelapkan tahun 2020 masih bersembunyi di sisi timur Tiongkok sana, di Kota Wuhan.

Sudah lebih dari setengah tahun 2020 ini berlalu. Tak usah kuceritakan lagi betapa chaos nya dunia sejak bulan Januari silam. Virus tak terlihat itu cukup membuat semua kepala negara panik bukan main menyelamatkan warganya. 

Namun, tetap ada dari mereka yang abai dan menganggap pandemi ini akan sembuh dengan sendirinya. Mungkin mereka salah, karena pendapat umum mengatakan virus ini berbahaya, dan harus jadi prioritas pertama dalam penanganannya.

Atau mungkin saja, mereka benar?

Banyak masyarakat mengkritik, saat pandemi ini pertama kali menyebar, pemerintah seolah terlalu sibuk memikirkan ekonominya, ketimbang kesehatan warganya.

"Harusnya pemerintah cepat lakukan lockdown supaya virus nya terkendali" Kata seorang netizen.

"Tuh lihat, Singapore aja lockdown langsung kasusnya turun drastis" Tulis seorang anggota group whatssapp keluarga, yang saya tidak pernah simpan kontaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline