Mudah saja berujar semacam itu. Namun pada kenyataannya, namamu sudah mendapat arti tersendiri bagiku. Sudah begitu lama kita tidak saling menyapa, tetapi namamu masih saja bertaburan dalam angan. Duh, maaf aku berlebihan. Aku sendiri tak tau harus bagaimana menuangkan keresahan ini dalam sebuah tulisan.
Sebuah nama saja berarti banyak untukku. Serasa kamu hadir kembali ketika seseorang menyebut namamu. Padahal aku tau itu tidak akan terjadi. Kamu telah pergi, meninggalkan sebuah nama. Kini aku bahkan mulai memandang seseorang yang memiliki nama yang sama denganmu dengan pandangan rindu. Seakan dirinya menyerupai dirimu.
Sebenarnya, apa yang sudah kamu buat sehingga aku jadi seperti ini? Seakan hanya kamu satu-satunya orang yang ingin tetap aku miliki. Ketika aku belajar mencintai orang lain pun, secara tidak sadar aku akan menyamakannya denganmu. Mencari-cari dirimu dalam raga yang lain. otakku benar-benar terampil dalam memvisualisasikan segala tentangmu.
Terlebih dia yang bernama kamu memang memiliki banyak kesamaan dengan kamu. Aku benar-benar diluar kendali. Aku bahkan sudah merasakan ketenangan yang sama saat berbincang dengannya. Aku takut jatuh lagi. Aku takut terjatuh dalam jurang perasaan yang tak berdasar. Eh, aku lupa. Perasaan ini jelas saja berdasar. Berdasar atas nama kamu.