Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Peta Kampung Halaman

Diperbarui: 5 Mei 2022   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ia tidak tercatat pada mesin pencari. Ia hanya di beritakan dari mulut ke mulut. 

Ia hanya di ketahui dari sebuah papan nama yang di tuliskan entah kapan dan di mana.

Ia suatu tempat di mana kalian tak akan menduga ada di bumi. Ia terpendam, tubuhnya penuh misteri.

Ia begitu asing. Sesungguhnya ia memang terasing. Orang-orang kota menyebutnya desa keramat penuh kutukan sebab akibat.

Tapi kami penduduk asli diam-diam menyembunyikan keindahannya, kami tak percaya hal gaib orang-orang kota.

Kami hanya percaya orang-orang kota serakah. Tukang keruk tanah. Tukang babat hutan. 

Tukang bikin perkebunan hingga ribuan hektar dan warga desa di perkerjakan dengan ongkos yang murah. 

Dan yang pasti orang-orang kota senang membunuh keindahan alam nan asri.

Sebenarnya untuk mencapai ke sana hanya ada satu jalan. Jalan yang biasa di lalui para lelaki bertopi caping.

Jalan yang berliku. Menanjak dan menurun. Melewati hutan pegunungan. Melewati sawah perbukitan.

Melewati sungai-sungai dan kuburan. Melewati kesunyian kabut yang menjuntai. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline