Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Langit Merah di Ujung Dermaga

Diperbarui: 28 Agustus 2018   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit merah di ujung dermaga, kepalan angin menumbuk di dada.

Tubuhku bersandar di tepian waktu yang tersisa, jiwaku di penuhi gelisah.

Aku bertanya, di manakah akhir perjalanan panjang sedang langit tanpa batas

kerap kali memberikan harapan-harapan.

Dunia terus berputar menggandeng tanganku untuk tetap berjalan menapaki tiap sunyi, tiap bayang,

kenangan, kesenangan, kerinduan.

Dan lihatlah kerling cahaya memantul berkilauan di tengah ombak yang tenang.

Lalu burung-burung pulang mengetuk pintu-pintu sarang mereka memasuki waktu yang damai penuh kerinduan.

Kali ini tak ada pemberontakan dalam hatiku kecuali gelisah yang ingin berdamai 

dengan harapan-harapan yang tenggelam.

Dan aku mencium aroma nafas Tuhan yang di bawa angin dari arah selatan, seperti aroma bunga terumbu karang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline