Lihat ke Halaman Asli

Hanawati Rizkinanthi

Mahasiswa Prodi Gizi Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Es Cincau: Pemadam Kehausan di Bulan Ramadan

Diperbarui: 11 April 2024   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Bulan Ramadan adalah salah satu bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim. Di bulan ini, umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan puasa selama 1 bulan. Adzan Maghrib merupakan pertanda waktu berbuka puasa bagi umat muslim, tak heran jika mereka berbondong-bondong untuk mencari takjil di waku menjelang maghrb. Minuman dingin banyak diburu oleh para pemburu takjil karena sensasinya yang dingin mampu melepaskan dahaga dalam waktu sekejap.

Salah satu minuman tradisional yang masih digandrungi oleh masyarakat adalah es cincau. Es cincau merupakan minuman yag berasal dari Tiongkok. Nama asli es cincau adalah sienchau atau xiancau yang merupakan bahasa Hokkian. Es cincau diperkenalkan ke penjuru Indonesia oleh para pedagang yang berasal dari tiongkok. Tak heran jika es cincau memiliki beragam nama di berbagai daerah, seperti camcao (Jawa), camcau (Sunda), krotok, tarawa-walu, juju, kepleng, dan tahulu.

Cincau merupakan hasil dari eksplorasi pedagang yang berasal dari tiongkok, yakni dengan menemukan tanaman lokal yang dapat menghasilkan gelatin sehingga dapat disajikan dalam bentuk jelly. Tanaman jenis perdu adalah tanaman yang digunakan sebagai bahan baku cincau. Tanaman ini banyak dijumpai di wilayah Asia Tenggara. Tekstur kenyal dan warna hijau pada cincau didapatkan dari perasan daun tersebut. Di Indonesia, terdapat 2 jenis cincau yang sering ditemui, yakni cincau hitam (Mesona palustris) dan cincau hijau (Cyclea barbata miers). 

Di daerah Nogotirto, tepatnya di Jl. Pundung, Area Sawah, Nogotirto, Kec. Gaping, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogakarta, dapat dijumpai pedagang es cincau, yakni ‘Es Cincau Euy Bandung’. Pedagang es cincau tersebut memang sudah berjualan jauh sebelum bulan Ramadan, sehingga sudah menjadi es cincau langganan masyarakat sekitar. Es cincau yang dijual menggunakan cincau hijau dan dipadukan dengan dawet, santan beku, dan cairan gula merah. Menurut pedagang yang namanya tidak disebutkan tersebut, pemakaian santan baku dalam es cincau membuat es cincau miliknya leibh terjaga rasanya dan menjadi ciri khas tersendiri. Selama bulan Ramadan, Es cincau Euy Bandung mulai mangkal di depan SMP Ma’arif Gamping dari pukul 16.00 WIB hingga adzan maghrib berkumandang. Pedagang tersebut mengaku bahwa dalam sehari dapat menjual es cincau hingga lebih dari 100 porsi. Harga yang ditawarkan pun terjangkau, mulai dari Rp3.000 hingga Rp5.000 sudah dapat menikmati kesegaran dari es cincau.

Laris manisnya pedagang es cincau di bulan Ramadan menandakan bahwa es tradisional masih tetap eksis di tengah gempuran minuman modern yang menjamur di perkotaan. Selain karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang segar, ternyata es cincau memiliki manfaat dari sisi kesehatan. Salah satu manfaatnya adalah dapat menjadi pereda panas dalam. Cincau memiliki sifat menyejukkan yang dapat memberikan kenyamanan saat tenggorokan meradang. Cincau juga dapat mendukung penurunan demam dan peningkatan system kekebalan tubuh karena di dalamnya terkadung serat, mineral, dan antioksidan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline