Lihat ke Halaman Asli

Hana Marita Sofianti

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Mengenalkan "Kaulinan Budak" bagi Anak Usia Dini

Diperbarui: 14 Desember 2022   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Hana Marita Sofianti |Dokumentasi pribadi

"Bermain adalah nyawa setiap anak, cara untuk mengekspresikan diri dan menyenangkan diri juga merupakan kebutuhan dari setiap individu atau kelompok manusia baik balita, anak, remaja, dewasa maupun orangtua." (Hana Marita Sofianti)

Bermain melalui belajar atau sebaliknya belajar melalui bermain adalah hal yang penting untuk diterapkan pada jenjang anak usia dini karena mengandung makna dan mencipta pola pikir anak dalam melaksanakannya.

Bermain menurut Sudono adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian atau mengembangkan imajinasi, memberikan informasi, kesenangan pada anak (Sudono, 2000).

Bermain tidak hanya anak yang melakukannya kadang kita orang dewasa juga senang dengan aktivitas main, walau konteksnya sudah berubah dari main boneka, mobil ketika kecil menjadi jalan-jalan, shopping, belanja, healing, dan lain sebagainya.

Menjadikannya sebuah alasan agar diterima bahwa kita orang dewasa adalah memiliki hak untuk bahagia, maaf, apalagi dalihnya setelah suntuk atau stres dengan pekerjaan yang seperti dikejar-kejar setan, ups! Maaf kasar.... Hehe

Saya yakin setiap orang pernah bermain walaupun sendiri, sejak kecil, remaja, dewasa, pasti mengalami yang namanya bermain, walau hanya seadanya. Artinya bermain adalah hal yang wajar dan memang menjadi sebuah kebutuhan bagi manusia terutama anak usia dini.

Merdeka Bermain adalah sebuah kebijakan yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menurut Ki Hajar Dewantara yaitu mendidik manusia sesuai dengan kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya.

Sesuai kodrat dirinya bahwa anak-anak memang benar-benar kodratnya masih senang bermain, kodrat alamnya, dunia anak memanglah dunia bermain dan permainan yang dipakai biasanya sesuai dengan lingkungan dan karakteristik tempat atau daerahnya masing-masing.

Sesuai kodrat zamannya adalah anak sekarang adalah anak dengan generasi yang terpapar era digitalisasi yang tidak mungkin juga dijauhkan dengan teknologi karena memang sudah berada pada tahap revolusi industri 4.0 yang bertransformasi.

Namun tidak menutup kemungkinan apabila di satuan pendidikan menerapkan sesuai dengan ketiga cara tersebut, mendidik anak sesuai dengan kodrat dirinya, kodrat alamnya dan kodrat alamnya dengan memperkenalkan dunia digital juga tidak meninggalkan kearifan lokal melalui kaulinan budak di daerahnya masing-masing.

Foto : Hana Marita Sofianti |Dokumentasi pribadi

Mengenal "Kaulinan Budak" Bagi Anak Usia Dini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline