Lihat ke Halaman Asli

Halima Maysaroh

TERVERIFIKASI

PNS at SMP PGRI Mako

Beauty Cyberbullying: Celaan Fisik dari Perempuan untuk Perempuan Lainnya

Diperbarui: 15 Januari 2024   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: SHUTTERSTOCK via kompas.com

Di saat para aktivis perempuan sedang memperjuangkan hak-hak perempuan melalui gerakan feminisme, justru di lain sisi perempuan pulalah yang melakukan perundungan kepada sesama perempuan. Santer para perempuan mengaungkan women support women, tetapi nyatanya fenomena women bully women merajai dunia maya.

Ujaran kebencian yang dilakukan oleh perempuan kepada perempuan lain begitu banyak ditemui di media sosial pada kolom komentar. Komentar pedas tersebut tidak jauh-jauh dari soal fisik atau kecantikan. Tindakan ini masuk kategori beauty cyberbullying.

Sebagai contoh kasus terbaru, beberapa hari yang lalu, Stephanie Poetri, putri diva Indonesia Titi DJ mengalami tindakan body shaming di kolom komentar media sosial. Pada unggahan video di Instagram menanyangkan Stephanie sedang melakukan review makanan dan minuman khas Indonesia yaitu opor dan jus alpukat di New York. Pada unggahan lainnya juga Stephanie meminum jamu khas Indonesia.

Di video pendek tersebut anak Diva Indonesia ini tampak mempromosikan kelezatan makanan dan minuman khas Indonesia ke depan dunia. Beberapa komentar penasaran akan kelezatannya ditulis oleh orang-orang asing atau teman-teman Stephanie di Amerika. Lalu apa yang dilakukan netizen Indonesia? Banggakah? Memujikah? Nyatanya berbanding terbalik.

Netizen Indonesia berbondong-bondong menuliskan komentar tak layak yang merujuk pada body shaming atau celaan fisik. Netizen Indonesia tidak menangkap nilai isi konten, justru menilai bentuk tubuh Stephanie sampai ke berat badan pun dikomentari. Bahkan ada yang membandingkan bentuk tubuh Stephanie dengan sang bunda. Ada yang menyarankan untuk diet dan olahraga lebih ketat dengan dalih perhatian kepada Stephanie. Perhatian soal bentuk tubuh di kolom publik, etiskah? Siapakah pelaku beauty cyberbullying ini? Iya, mereka sesama kaum perempuan yang berselancar di dunia maya, tepatnya di Instagram.   

 Apa itu beauty cyberbullying?

Kasus yang diangkat di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak perlakuan hate comment di sosial media. Jika itu perempuan, kebanyakan merujuk pada fisik dan kecantikan. Perilaku ini dapat disebut beauty cyberbullying.

Beauty cyberbullying dapat diartikan perundungan fisik yang dilakukan di dunia maya. Dilansir dari Beutynesia bahwa beauty cyberbullying adalah komentar negatif yang menghina, menyindir dan sifatnya mengintimidasi dalam ranah kecantikan seperti wajah atau tubuh.

Beauty cyberbullying bukan hanya celaan yang merujuk pada wajah dan bentuk tubuh. Tetapi juga pada penampilan seperti riasan, gaya rambut, model pakaian yang dikenakan dan lain-lain. Yang lagi-lagi umumnya dilakukan oleh perempuan dan untuk perempuan.

Selain kerap melihat tindakan beauty bullying yang biasanya dialami oleh publik figur, mungkin diri kita sendiri pernah mengalaminya. Baik secara langsung, maupun secara daring di dunia maya.

Motivasi pelaku beauty cyberbullying

Entah apa untungnya melakukan beauty cyberbullying untuk sesama perempuan. Toh andai hal itu berbalik pada diri sendiri juga tidak akan menyenangkan, bukan? Jika perempuan menjatuhkan sesama perempuan, siapa yang akan bersama-sama memperjuangkan hak perempuan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline