Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Ormas dan Kewajiban Menjaga Kearifan Lokal

Diperbarui: 8 Desember 2019   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toleransi - hipwee.com

Seperti kita tahu, setiap daerah di Indonesia, dari Aceh hingga Papua mempunyai kearifan lokal yang berbeda. Tiap daerah mempunyai adat istiadat yang berbeda. Masyarakat Aceh dengan Bali, jelas mempunyai adat istiadat yang bebeda. Begitu juga dengan masyarakat Dayak ataupun Jawa.

Beragamnya kearifan lokal tersebut merupakan ciri khas dari Indonesia. Negara yang kaya akan adat istiadat dan budaya yang melekat di setiap daerah.

Kearifan lokal tersebut harus terus dipertahankan dan dilestarikan. Artinya, harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dalam setiap ucapan ataupun perilaku.

Masyarakat Jawa mengenal istilah tepo seliro atau tenggang rasa. Artinya, setiap manusia harus saling menghargai satu dengan lainnya. Dalam bahasa yang lebih awam, tepo seliro sama dengan toleransi. Antar sesama saling menghargai dan menghormati.

Masyarakat lainnya, tentu juga mempunyai kearifan lokal yang mirip, yang intinya harus saling menjaga agar kita semua tetap satu. Menjunjung tinggi toleransi merupakan bukti nyata kearifan lokal masyarakat Indonesia yang harus dijaga oleh semua.

Jika setiap individu bisa menjalankan, tentu keharmonisan yang akan dirasakan. Sebaliknya, jika tidak ada yang menjalankan toleransi, maka perpecahan lah yang akan dihadapi.

Dalam setiap daerah, biasanya juga ada kelompok masyarakat adat. Masyarakat adat inilah yang seringkali mengingatkan kepada kita semua, agar tetap menjunjung tinggi adat.

Di era modern ini, masyarakat adat sudah mulai menjelma menjadi organisasi masyarakat ataupun organisasi yang lebih modern. Apapun organisasinya, mereka tetap mempunyai kewajiban untuk menjaga adat, menjaga nilai-nilai kearifan lokal agar tetap terjaga.

Nilai kearifan lokal ini pula yang kemudian banyak diadopsi organisasi lokal ataupun nasional. Bahkan, Pancasila yang didaulat menjadi dasar negara, juga mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal. Kelima sila yang ada dalam Pancasila, pada dasarnya nilai-nilai yang ada di masyarakat Indonesia.

Setiap masyarakat mengakui adanya Tuhan, setiap masyarakat menjalankan perintah agama. Nilai-nilai kemanusiaan juga diadopsi setiap adat, agar setiap manusia bisa saling memanusiakan.

Jika bisa melakukan itu maka persatuan yang akan dirasakan. Untuk bisa menuju satu kesatuan, tentu bukan perkara mudah. Perbedaan pendapat pasti akan terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline