Lihat ke Halaman Asli

Hadenn

Mahasiswa

Mendalami "Advocatus Diaboli" dalam Memudahkan Rutinitas Setiap Hari!

Diperbarui: 19 April 2024   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hina Jokowi, Rocky Gerung Digugat ke PN Jaksel Halaman all - Kompas.com 

Mengapa berpikir dengan Advocatus Diaboli? Siapa yang memulai? Bagaimana isi dari ajaran advokat iblis? Apakah cara berpikir Advocatus Diaboli yang lahir pada zaman Romawi Kuno masih cukup relevan untuk diterapkan untuk masa kini dan nanti?

Semua ini merupakan sejumlah pertanyaan yang akan berusaha dijawab dengan pendekatan yang sederhana melalui artikel ini.

Dengan penjelasan yang diperoleh, diharapkan pembaca yang belum mengenal filsafat ini akan mengetahui sekilas tentang advocatus diaboli, bahkan -- siapa tahu, bisa terinspirasi untuk mempelajari aliran filsafat ini secara lebih mendalam.

Tokoh dalam "Advocatus Diaboli"

Secara bahasa, Advocatus diaboli berasal dari bahasa latin, 'advocatus' berarti advokat. Sedangkan, 'diaboli' diambil dari nama salah satu nama iblis terjahat 'Diablo'.  Semua digabung istilah tersebut bisa dikatakan advokat Iblis.

Filsafat advocatus diaboli dilahirkan oleh sejumlah tokoh. Mereka menyebut pertentangan pemikiran akan suatu hal diharuskan karena tuhan tidak turun ke lapangan. Maka dari itu, tidak ada kebenaran absolut di dunia.

Berikut merupakan tokoh yang berperan signifikan, serta inti pemikiran mereka terhadap advocatus diaboli hingga hari ini.

Pertama, Socrates dari Yunani (470-399 SM).  Socrates tak bisa dibantah merupakan salah satu pemikir terbaik pernah tercipta, terutama melalui cara berpikir kritis. Dia sering mengambil posisi sebagai oposisi untuk menentang pemikiran, dari dialog-dialog ini memaksa mereka untuk menguji asumsi dan meningkatkan kualitas argumen.

Meski, tidak bisa dipungkiri advocatus diaboli baru lahir di abad ke-11, tetapi sebagian besar filsuf meyakini konsep awal semua ini dipengaruhi oleh metode berpikir kritis ala Socrates.

Kedua, Peter Abelard dari Perancis (1079-1142). Abelard merupakan seorang filsuf, sekaligus teologian, terkenal karena kemampuan logika dan penalaran. Dia menyebut sebagai 'sic et non', di mana Abelard mempresentasikan pandangan oposisi terhadap masalah teologi.

Kenakalan Abelard di sini, keberanian untuk beroposisi dalam pemikiran menghadapi teologi merupakan salah satu permulaan yang nanti akan melahirkan advocatus diaboli dalam beberapa tahun ke depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline