Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Iduladha dan Kesempatan Mengenalkan "Secuil Kebenaran" Pedoman KBBI

Diperbarui: 12 Agustus 2019   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iduladha menjadi kesempatan untuk menyampaikan kata yang benar sesuai KBBI/Foto: Liputan6.com

Dengan cara bagaimana sampean (Anda) melewatkan Hari Raya Iduladha 1440 H pada Minggu (11/8/2019) kemarin? 

Apakah sibuk membantu penyembelihan hewan kurban hingga melakukan distribusi daging kurban ke warga di wilayah tempat tinggal sampean? Apakah bersemangat mengolah jatah daging kurban yang dikirim ke rumah untuk diolah menjadi masakan favorit keluarga?

Atau malah, karena Iduladha pada tahun ini bertepatan dengan hari Minggu, jadi sampean menganggap tidak ada bedanya dengan Minggu-minggu lainnya di mana merupakan hari beristirahat di rumah untuk 'men-charge batere tenaga' agar esok siap kembali bekerja dengan kondisi bugar?

Ya, memang ada banyak cara untuk memaknai Hari Raya Iduladha 1440 H kemarin. Setiap kita bisa punya kesibukan dan cerita berbeda dalam mengisi hari raya kurban tersebut. Setiap kita juga bisa memaknai dan menangkap pesan berbeda dari hari raya yang melanggengkan kisah Nabi Ibrahim dan putranya, (Nabi) Ismail tersebut.

Nah, salah satu pesan yang juga bisa kita pungut dari hari raya kurban ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal bahasa Indonesia. Utamanya penggunaan beberapa kata Bahasa Indonesia yang selama ini sering kita gunakan.

Tentang penulisan "Iduladha"
Terlebih, dalam konteks Iduladha, ada beberapa kata yang seringkali kita ucapkan dalam percakapan maupun kita tuliskan dalam bentuk tulisan pesan obrolan di gawai, ternyata kata-kata tersebut keliru dan kurang tepat. Keliru baik ejaan penulisan maupun pengucapannnya. Keliru dalam artian tidak sesuai dengan pedoman Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI).

Bahkan, untuk penulisan Iduladha sendiri, masih ada yang kurang tepat dalam menuliskannya. Bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang tepat adalah "Iduladha" (digabung dan kata adha ditulis dengan huruf kecil). Maknanya, hari raya haji yang jatuh pada tanggal 10-13 yang disertai dengan penyembelihan hewan kurban bagi yang mampu.

Jadi bukan ditulis 'Idul Adha' yang katanya dipisah. Sebab, bila kita mencari (makna kata) dipisah, maka tidak ditemukan. Kesimpulannya, penulisan Iduladha itu digabung.

Kata mana yang tepat: kurban, korban atau qurban?
Kata lainnya yang juga memunculkan pertanyaan 'mana yang benar' adalah kata kurban. Selama Iduladha kemarin, atau bahkan beberapa hari sebelumnya, sampean pastinya cukup sering menemukan kata ini dalam berbagai bentuk ejaan kata berbeda. Ada yang penulisannya kurban. Ada yang menulis korban. Ada pula yang menulis qurban.

Pertanyaan yang muncul, bila sebuah kata memiliki makna yang sama, apa iya penulisannya perlu dituliskan dengan ejaan yang berbeda? Seharusnya, bila maknanya sama, penulisannya tidak perlu dibedakan. Penulisan sebuah kata hanya perlu dibedakan bila diantara dua kata maknanya berbeda.

Lalu, mana yang benar dari ketiga kata "yang mirip" tersebut?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline