Lihat ke Halaman Asli

agus s

Literasi

Sutejo Berbagai Literasi di Komunitas Literasi

Diperbarui: 20 Maret 2019   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NGANJUK- Balai Bahasa Jawa Timur menyelenggarakan Bimtek Komunitas Baca, Selasa, 12 Maret 2019. Acara yang berlangsung di SMK PGRI 3Nganjuk diikuti 34 peserta yang berasal dari seluruh komunitas baca dan guru di wilayah Nganjuk.

Pelatihan itu dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Jawa Timur Drs. Mustakim, M.Hum. Hadir pula kepala cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Nganjuk Drs. Edi Sukarno, M.Pd. Ketua STKIP PGRI Ponorogo dan penggagas sekolah literasi gratis (SLG) Dr. Sutejo, M.Hum, yang didapuk sebagai pemateri untuk memberikan motivasi terkait komunitas baca tersebut.

"Kegiatan ini merupakan implementasi dari gerakan literasi nasional terkait pengembangan komunitas daerah," ujar Drs. Mustakim, M.Hum disela-sela memberikan sambutan.

Balai Bahasa Jawa Timur akan mengadakan program pelatihan secara berkelanjutan di masing-masing Kebupaten. Secara nyata pelatihan akan terserab oleh komunitas dan masyarakat secara umum

Semantara, Dr. Sutejo, M.Hum dalam materinya menyinggung bagaimana menjadi komunitas yang sukses. Pandangan yang didasari atas pengalaman dalam berkomunitas. Komunitas itu harus kualitas karya, konsisten berkarya, jumlah anggota, "semua pemenang", semua suka, dan saling merayakan, turunya. 

"Inspirasi komunitas literasi itu butuh pengorbanan, ketulusan, dan keikhlasan yang tak terputus," pungkasnya.

Lelaki yang menjadi Tim Pakar Ahli Literasi Kemdikbud di Gerakan Literasi Nasional itu mengingatkan beberapa problem dalam komunitas. Survivalitas, keberlangsungan, kekaryaan, dan yang paling akut  adalah "mengbisniskannya". Harapan besar yang tersirat, komunitas menjadi wahana berkarya dan memoles kemampuan anggotanya di bidang literasi. Sehingga, kaki-kaki komunitas akan terus bergerak dengan ruh suci.

Sutejo menanggapi pertanyaan peserta Pelatihan Bimtek

Peserta begitu antusias dalam pelatihan tersebut. Terlihat ketika sesi pertanyaan di buka terdapat sejumlah peserta yang bertanya, salah satunya Sofi. Ia mengajukan pertanyaan terkait menjaga stabilitas komunitas dan manajemen waktu dalam berkomunitas.

"Menjaga stabilitas komunitas itu butuh aktor yang mampu menjadi jembatan kegiatan dan komunikasi yang produktif. Mampu memberikan inspirasi bagi anggota lain. Sedangkan, manajemen waktu bukan menjadi masalah berarti. Selalu membiasakan membaca dan menulis, selayaknya ngemil dan rileks. Selain itu, membiasakan membaca waktu tertentu secara tidak langsung akan terbangun manajeman waktu itu sendiri," tuturnya.

Sutejo dalam diskusi selepas acara berharap pelatihan semacam ini konsisten dan berkelanjutkan diselenggarakan untuk membangun komunitas yang literat. *Ags/Humas kampus literasi STKIP PGRI Ponorogo*




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline