Pengalaman empirik saya selama bergerak di dunia pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti pelatihan guru dan siswa untuk tingkat Olimpiade Sains adalah melihat para trainer yang umumnya bergelar doktor itu adalah mereka memilih kata yang menyemangati.
Beberapa kali pelatihan siswa di daerah terpencil yang kualitas siswanya sangat jauh dari yang diharapkan, pilihan kata yang disampaikan adalah kamu bisa, kamu pintar, semangat, mengerjakan soal itu mudah.
Saya menyimpulkan kiat Prof.Yohanes Surya, Ph.D menjadikan anak Papua yang berulangkali tinggal kelas menjadi juara olimpiade sains tingkat dunia dan hingga meraih gelar Ph.D adalah diawali dari pilihan kalimat, " kamu bisa, kamu pintar, mengerjakan soal itu gampang sekali".
Dari pengalaman empirik Prof. Yohanes Surya, Ph.D yang menjadikan siswa Indonesia langganan juara dunia dibidang sains menghasilkan rangkaian kalimat, "tidak ada siswa yang bodoh, hanya mereka belum menemukan guru yang tepat". Bagaimana solusi (jalan keluar) ketika siswa menemukan guru yang belum tepat?
Jawabannya adalah guru-guru dilatih kembali agar memilih kata-kata yang membangun dan membenahi diri (di up grade). Prof. Yohanes Surya melatih guru agar menjadi guru yang mengajar dengan metode, "Gampang, Asyik dan Menyenangkan (Gasing)". Metode Gasing telah terbukti membangkitkan siswa daerah mampu bersaing di Olimpiade tingkat nasional dan tingkat internasional.
Pilihan kata dan dirangkai dengan baik telah menjadi energi dahsyat untuk menyemangati setiap orang. Saya menjadi ingat sahabat saya almarhum Dr.Victor Silaen, M.A seorang dosen yang giat menulis di jurnal, media nasional, media lokal, media komunitas dan dimana saja yang selalu menyemangatiku untuk menulis. Rasanya, tidak mampu untuk mengikuti kehebatanya dalam tulis menulis.
Tetapi, Victor Silaen selalu menyemangatiku. Kamu itu memiliki keunikan dalam menulis, kamu orisinal dan kalau kesulitan tata bahasa akan saya edit. Memang harus ada editor, katanya.
Kemudian, setelah dibaca tulisanku diberikan pilihan dikirim ke media mana saja. Ini bagus tulisanmu, cocok dikirim ke media A atau B atau C. Hubungan itulah membuat saya membatin dengannya. Pilihan kata untuk membangkitkan semangat luar biasa.
Dalam kehidupan sehari-hari acapkali kata-kata atau kalimat yang muncul adalah menekan , menyengat atau melemahkan, bahkan melumpuhkan. Sikap menekan dan melemahkan itulah yang membedakan guru yang baik dan kurang baik. Pengamatan saya, indikator guru sebelum dan setelah dilatih (up grade) adalah sikapnya yang memberi semangat ke siswa atau menekan.
Kadang, guru menekan siswa karena wawasan dan pemahaman yang kurang luas. Guru yang pemahamannya luas secara terus menerus kreatif dan berinovasi agar cara mengajarnya dan esensi mata pelajaran dijadikan menarik bagi siswa.